bernasnews – Sanggar Seni Budaya Gendhis Luwes yang diketuai oleh Saptowati, wakil Sriyati, dengan penasehat Slamet dan dr. Didik Sumarsidi dibentuk oleh masyarakat pecinta seni dan budaya Kampung Mangunnegaran, Kalurahan Panembahan, Kapanewon Kraton, Yogyakarta dan berdiri pada 23 September 2022.
Sanggar ini semakin berkembang dan terus aktif berpartisipasi dalam kegiatan seni. Awalnya dibentuk melalui musyawarah warga yang terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari kaum tua, muda, anak-anak, hingga pengurus kampung dan simpatisan seni, kelompok ini bertujuan untuk mengangkat seni budaya lokal melalui pertunjukan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Nama sanggar ini kini sudah terdaftar secara resmi di Dinas Kebudayaan Yogyakarta dan mendapatkan Nomor Induk Kebudayaan (NIK), yang menandakan eksistensinya dalam dunia seni budaya.
Gendhis Luwes telah banyak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seni di Yogyakarta, terutama dalam bidang seni tari, geguritan, dan puisi. Kelompok ini memiliki tujuan untuk tetap menjaga semangat kebudayaan lokal serta memperkenalkan berbagai kesenian kepada masyarakat luas.
Seni Teater mulai dirambah dengan pementasan perdana di gedung Societeit Military Taman Budaya Yogyakarta pada 7 September 2024. Agenda ini sukses mementaskan naskah drama “Romansa Geger Sepehi” mengangkat cerita yang berlatar belakang peristiwa sejarah yang pernah terjadi di wilayah kampung di mana sanggar ini berada. Romansa Geger Sepehi merupakan karya naskah/sutradara Alexander Deska, seorang sutradara muda aktivis dari teater Seriboe Djendela jebolan dari teater DTY pimpinan Giri Wahyono almarhum.
Saat ini, Gendhis Luwes tengah mempersiapkan repertoar teater kolosal berjudul “Roro Jonggrang”, yang akan melibatkan seluruh anggota, mulai dari anak-anak hingga orang tua, dengan mengusung semangat kebersamaan tanpa membedakan latar belakang atau pengalaman seni. Teater “Roro Jonggrang” akan dipentaskan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta pada Sabtu 18 Oktober 2025, dengan tiket free non komersial. Naskah drama ini ditulis oleh Oka Swastika Mahendra, dengan arahan sutradara Anastasia dari Teater Alam. Cerita Roro Jonggrang akan mengisahkan tentang kisah cinta antara Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang, putri dari Prabu Boko, serta asal-usul Candi Sewu.
Gelar karya teater yang bertujuan untuk membangkitkan semangat berkesenian di masyarakat dan melestarikan budaya bangsa ini akan dihiasi dengan tarian oleh para anggota binaan Sanggar Seni Budaya Gendhis Luwes, dengan iringan musik dan tata busana tradisional, lebih dari 30 pemain akan terlibat dalam pementasan ini.
Persiapan sudah dimulai sejak awal tahun 2025 dengan pengajuan proposal ke berbagai instansi pemerintah maupun swasta dan relasi, dengan harapan pementasan ini dapat terlaksana dengan baik tanpa terkendala oleh biaya produksi.
Gendhis Luwes bukan hanya sebuah komunitas seni, tetapi juga wujud dari kebersamaan masyarakat dalam merawat dan mengembangkan kebudayaan lokal, menjadikan Yogyakarta semakin istimewa dengan karya seni penuh makna sekaligus mampu mewujudkan kerukunan dan gotong royong dalam masyarakat. (mar / Oka Swastika Mahendra dan Putri Wisudawati, Humas Sanggar Seni Gendhis Luwes)