News  

Misa Syukur di Lingkungan Santa Helena, Bantul : Momentum Iman dan Dedikasi

Romo L. Dwi Agus Merdi Nugroho, Pr. saat memimpin misa syukur di kediaman Sugianta (kiri) dan simbolisasi pelantikan pengurus penyerahan cap lingkungan dari Ketua Wilayah Santa Anna Herman Yosef Budi Santosa kepada Ketua Lingkungan Santa Helena Theresia Dewi Haryanti. (Foto : TimJa Lingkungan Santa Helena)

bernasnews – Langit kelabu menyelimuti kawasan Pringgading, Guwosari, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak pagi, membawa serta hembusan angin yang menggugurkan dedaunan di jalanan basah. Rintik hujan jatuh perlahan, menciptakan genangan kecil di setiap sudut tanah. Sementara itu, umat Lingkungan Santa Helena, Wilayah Santa Anna, Paroki Santo Yakobus, Bantul, DIY sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk perayaan misa syukur dan pelantikan pengurus lingkungan baru yang dijadwalkan pada pukul 19.00 WIB.

Di tengah persiapan, kecemasan melanda panitia. Siang hari yang seharusnya cerah tiba-tiba diguyur hujan deras. Lebih dari itu, pemadaman listrik mendadak membuat semua persiapan terhambat. Namun, dalam kegelisahan itu, doa terus dipanjatkan. Dan benar saja, hujan tak berlangsung lama, listrik kembali menyala, dan semangat umat pun tak padam. Mereka yakin bahwa ini adalah bagian dari rencana Tuhan yang selalu membawa kebaikan.

Lingkungan Santa Helena bukan sekadar komunitas baru, tetapi hasil dari perjalanan panjang umat Katolik di Pringgading, RT 05, Guwosari, Pajangan, Bantul, DIY. Berawal dari Paguyuban Keluarga Kristen Katolik pada tahun 2017, umat di tiga perumahan sekitar Pringgading mulai membentuk kebersamaan dalam iman. Mereka mengadakan doa rutin setiap bulan dan merayakan Natal serta Paskah bersama, meski belum memiliki wadah resmi.

Seiring bertambahnya jumlah umat, mereka bergabung dengan Lingkungan Yohanes Rasul (YoRa) untuk tetap aktif dalam kegiatan rohani yang lebih terorganisir. Namun, keterbatasan jarak dan minimnya penerangan menuju YoRa menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, pada tahun 2019, beberapa tokoh umat, seperti Yohanes Sugiman, Vitus Gading, Yoeanes Micko Atasi, dan D. Wasono NP mulai menginisiasi kegiatan rohani secara mandiri.

Pada tahun 2024, melihat perkembangan umat yang semakin pesat, Romo Laurentius Dwi Agus Merdi Nugroho, Pr., mengusulkan pemekaran Lingkungan YoRa. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya lingkungan ini dipecah menjadi tiga bagian yakn : Yohanes Rasul, Barnabas, dan Santa Helena. Awal tahun 2025, Santa Helena resmi dikukuhkan sebagai lingkungan baru dengan kepengurusan yang telah terbentuk yang dipimpin oleh Theresia Dewi Haryanti sebagai ketua dan dibantu pengurus lainnya.

Dalam misa pelantikan ini, Romo Dwi Agus Merdi hadir untuk memimpin ibadat. Dengan tema “Lahir dalam Semangat dan Iman yang Baru,” Romo Merdi mengajak umat untuk semakin mengenal satu sama lain dalam kasih dan persaudaraan. Ia menekankan pentingnya membangun komunitas yang solid, di mana setiap umat memiliki peran dalam pertumbuhan iman bersama.

Prosesi pelantikan pengurus diawali dengan janji kesetiaan para pengurus yang berdiri tegap di depan altar. Mereka mengucapkan sumpah jabatan dengan penuh keyakinan, menegaskan kesiapan mereka untuk mengemban tugas pelayanan. Romo Merdi kemudian memberkati mereka dengan air suci, sebagai lambang penyucian dan perlindungan dalam menjalankan tugas hingga tahun 2027. Hadir pula pada kesempatan tersebut, Ketua Wilayah Santa Anna dan para ketua lingkungan di wilayah ini. 

Suasana haru dan sukacita terasa begitu kental. Setiap umat yang hadir turut merasakan semangat baru yang tumbuh di lingkungan mereka. Wajah-wajah penuh antusias tampak di antara barisan umat, seolah malam itu menjadi titik awal perjalanan yang lebih besar bagi Lingkungan Santa Helena.

Setelah misa syukur dan pelantikan pengurus lingkungan selesai, umat berbaur dalam kehangatan kebersamaan. Percakapan ringan terdengar di sudut-sudut ruangan, dan ada senyum mengembang di wajah-wajah yang sebelumnya sempat cemas karena cuaca. Tidak ada lagi kekhawatiran, hanya harapan yang mengalir, membawa lingkungan ini menuju masa depan yang lebih cerah.

Malam semakin larut, namun semangat yang hadir dalam perayaan ini akan terus menyala. Di bawah langit yang masih menyisakan mendung, umat Lingkungan Santa Helena pulang dengan hati yang penuh syukur. Mereka membawa pulang tekad baru untuk melayani, bertumbuh, dan terus melangkah dalam iman yang kokoh. (mar/Hery Kristiawan, HELENA MENULIS Bantul Yogyakarta)