News  

Zaldi Mahati : Bekerja Bersama Keluarga, Kebahagiaan yang Tidak Ternilai

M. Zaldi Mahati bersama isteri dan kedua puterinya. (Foto : Dokumentasi keluarga)

bernasnews – Melibatkan keluarga dalam pekerjaan adalah salah satu hal terindah yang dijalani. Dapat bekerja sambil menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta adalah kebahagiaan yang tak ternilai. 

“Saya berharap ke depan bisa mengembangkan usaha dan saya tetap bisa menjalani hidup seperti ini. Karena bagi saya, keluarga adalah harta yang paling berharga. Saya dan istri sering bekerja bersama, terutama ketika ada pesanan besar dari pabrik, seperti tirai plastik transparan untuk penyekat. 

Kami menjadikan momen bekerja sebagai waktu berkualitas bersama, dengan bercanda, bernyanyi, atau bercerita sambil menyelesaikan pesanan di rumah. Saat ada proyek luar kota, kami menganggapnya sebagai kesempatan untuk berlibur bersama anak-anak,” kata Muchamad Zaldi Mahati, seorang bapak muda, usahawan bidang tekstil yang tinggal di sebuah perumahan di Argomulyo, Sedayu, Bantul, DIY kepada bernasnews, Rabu (5/3/2025).

Lelaki murah senyum dengan dua orang puteri itu lahir di Jepara, Jawa Tengah 16 Januari 1985. Sejak duduk di bangku SMA tahun 2000, dia mulai bekerja dengan mengikuti usaha orang tua di bidang tekstil, khususnya gorden. Namun, perjalanan hidupnya tidak selalu mudah.

Pada tahun 2003, setelah lulus SMA, dia diterima di salah satu fakultas di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Namun, di tahun yang sama, ayahnya mengalami penyakit pembuluh darah tersumbat akibat kebiasaan merokok. Penyakit tersebut mengharuskannya menjalani operasi amputasi pada beberapa jari kakinya, yang menyebabkan dia tidak dapat bekerja. 

“Kondisi ini membuat usaha orang tua saya terhenti karena biaya pengobatan yang sangat besar, bahkan keluarga kami harus menjual kendaraan serta barang-barang di rumah. Akhirnya, kami terpaksa tinggal di rumah adik ayah saya,” kata bendahara di paguyuban perumahannya itu.

Melihat kondisi keluarga seperti itu, dia tanpa sepengetahuan mereka memutuskan untuk bekerja dengan membuka usaha sendiri di bidang tekstil. Selama satu tahun, keluarga mengira dia berangkat kuliah, padahal diia berjualan gorden secara door to door.

Suatu hari, dia mendengar percakapan kedua orang tuanya yang merasa tidak enak terus tinggal di rumah saudara. Zaldi   pun menyerahkan uang yang telah dia kumpulkan selama satu tahun untuk membantu mereka pindah dan memulai kembali usaha. 

Awalnya, orangtua  terkejut dan marah, mempertanyakan dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu. Namun, setelah mereka selesai berbicara, barulah dia menjelaskan bahwa dia tidak kuliah, melainkan bekerja untuk mengumpulkan modal usaha bagi keluarga. Akhirnya, dia menyewa sebuah ruko untuk orang tuanya agar mereka dapat kembali menjalankan bisnisnya.

KULIAH KEMBALI

Pada tahun 2004, Zaldi  Mahati memutuskan untuk kembali melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Sambil kuliah, dia  bekerja di berbagai tempat untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai pendidikannya sendiri, mulai dari Chief Enumerator Bank Indonesia Yogyakarta sebagai Surveyor SPE (Survey Retailer) dan Surveyor SHPR (Survey Harga Properti Residensial) sampai Volunteer di Gardanala sebagai sekretariat dan pengelola rumah tangga organisasi.

Di tengah kesibukan tersebut, dia tetap meneruskan usaha di bidang tekstil yang sudah dijalani sejak SMA. Pada tahun 2009, setelah lulus kuliah, orang tuanya menginginkan dia bekerja di luar usaha sendiri. Dia pun diterima sebagai pegawai tetap di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Selama beberapa tahun, dia menjalani kehidupan sebagai karyawan sambil tetap mengembangkan bisnis gorden.

Namun pada tahun 2015, dia memutuskan untuk resign karena waktunya lebih banyak dihabiskan di kantor. Dia merasa kehilangan momen berharga bersama anak- anak yang masih kecil. Setelah berdiskusi dengan istri dan orang tua, dia memilih fokus pada usaha sendiri di bidang tekstil agar dapat lebih banyak waktu bersama keluarga.

“Sejak itu, saya selalu melibatkan istri dan anak-anak dalam pekerjaan. Ketika ada proyek luar kota, istri saya selalu mendampingi, memberikan masukan, serta menemani perjalanan kami. Kami bahkan menganggap perjalanan bisnis sebagai wisata keluarga dengan menikmati kuliner atau mengunjungi tempat-tempat baru.

Keputusan untuk meninggalkan pekerjaan kantoran dan fokus pada usaha sendiri terbukti tepat. Selain memiliki lebih banyak waktu dengan keluarga, bisnis saya juga

berkembang pesat. Sejak tahun 2011, saya mulai mengembangkan usaha secara online melalui beberapa website, antara lain www.gordenminimalis.com,” kata dia.

Menurut Zaldi Mahati, hampir 90% pesanan berasal dari online, sehingga dia dapat  bekerja dari rumah dan mengatur waktu lebih fleksibel. Namun, bisnis ini sempat mengalami penurunan drastis saat pandemi COVID-19 tahun 2019. Banyak orang lebih mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan kain gorden. 

Saat itu, dia hanya dapat  bertahan dengan mengandalkan tabungan yang semakin menipis. Di tengah keterpurukan, istrinya tetap memberikan dukungan dan semangat, hingga akhirnya usaha mereka mulai bangkit kembali pada tahun 2021. (mar)