bernasnews – Rabu Abu merupakan awal dari Masa Prapaskah yang penuh makna bagi umat Katolik. Perayaan ini menjadi momen penting untuk merenungkan pertobatan dan kembali mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam rangka menyambut Rabu Abu, umat Katolik di berbagai paroki telah melakukan berbagai persiapan, termasuk di Paroki Gereja Santo Yakobus, Bantul, DIY dan Gereja Mater Dei Imogiri, Bantul, DIY.
Tema yang diusung dalam Masa Prapaskah 2025 di wilayah Keuskupan Agung Semarang (KAS) adalah “Bersekutu dalam Doa, Pertobatan dan Pengharapan”. Tema ini mengajak seluruh umat untuk semakin mendalami makna doa, menjalani pertobatan dengan tulus, dan menumbuhkan pengharapan dalam perjalanan iman menuju Paskah.
Sebagai bagian dari tradisi, umat di Paroki Gereja Santo Yakobus, Bantul telah mengumpulkan daun palma kering dari perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Daun palma ini nantinya akan dibakar untuk menghasilkan abu yang akan digunakan dalam perayaan Rabu Abu.
Prosesi ini memiliki makna mendalam, yaitu mengingatkan bahwa kejayaan duniawi yang dilambangkan oleh daun palma pada akhirnya akan kembali menjadi abu sebagai simbol kefanaan dan pertobatan.
Untuk memperingati hari istimewa ini, Misa Rabu Abu di Gereja Paroki Santo Yakobus, Bantul akan diselenggarakan dalam dua sesi Misa Ekaristi pada Rabu (5/3/2025) yakni pukul 05.30 WIB dan pukul 18.00 WIB. Sementara itu, Gereja Mater Dei, Imogiri, Bantul akan mengadakan Misa Rabu Abu pada hari yang sama, pukul 18.00 WIB.
Rabu Abu bukan sekadar penerimaan tanda salib dari abu di dahi, tetapi juga menjadi panggilan bagi setiap umat Katolik untuk memulai masa tobat, doa, dan puasa selama empat puluh hari sebelum perayaan Paskah. Melalui perayaan ini, umat diingatkan dengan kata-kata, “Ingatlah bahwa engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.” Seruan ini mengajak setiap orang untuk lebih sadar akan keterbatasan diri serta pentingnya pertobatan dan pembaruan hidup.
Dengan adanya persiapan yang telah dilakukan dan pelaksanaan Misa Ekaristi yang telah dijadwalkan, diharapkan umat dapat mengikuti perayaan Rabu Abu dengan penuh kesungguhan hati. Semoga Masa Prapaskah ini menjadi kesempatan bagi umat untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperbaiki relasi dengan sesama. (mar/Elias Eke, HELENA MENULIS Bantul Yogyakarta)