bernasnews – Saat ini ada 23 pahlawan nasional di Yogyakarta yaitu Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng Serang, KHA Dahlan, Siti Walidah, Ki Hajar Dewantoro, Mr. Kasman Singodimedjo, Ki Bagus Hadikusumo, H. Fachroedin, Prof. Lafran Pane, Ki Sarmidi Mangunsarkoro, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Paku Alam VIII, Kolonel Soegiyono, Jenderal Sudirman, RM Suryopranoto, Brigjend Katamso, Prof. Kahar Muzakkir, KH Wahab Hasbullah, Prof. dr. Sardjito, Soekardjo Wiryopranoto, Mangkunegara I, Prof. Herman Johanes dan dr. Wahidin Sudirohoesodo.
“Para keturunan pahlawan nasional di Yogyakarta itu tergabung dalam Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia atau IKPNI Koordinator Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami akan menyelenggarakan Musyawarah Daerah atau Musda di Ndalem Prabukusuman, Jalan Ngadisuryan No.2 Patehan Kraton Yogyakarta, Rabu 26 Februari 2025. Agenda Musda meliputi penyusunan pokok-pokok program kerja, penyusunan kepengurusan masa bhakti 2025-2030 sekaligus memperingati peristiwa sejarah Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949,” kata Ketua Musda IKPNI Korwil DIY Suryo Putro kepada bernasnews di Yogyakarta, Selasa (25/2).
Suryo Putro mengemukakan, IKPNI adalah organisasi yang mewadahi para ahli waris Pahlawan Nasional sesuai ketentuan pasal 34 ayat (1) UU 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan, diembani amanah/memikul kewajiban formil untuk menjaga nama baik pahlawan dan jasa yang telah diberikan kepada bangsa dan negara, menjaga dan melestarikan perjuangan, karya, dan nilai-nilai kepahlawanan, dan menumbuhkan serta membina semangat kepahlawanan penguatan pemahaman akan sejarah perjuangan para tokoh bangsa.
“Selain itu juga dalam rangka mengajak segenap eksponen masyarakat untuk terus memelihara dan menguatkan jiwa patriotisme guna mampu berkontribusi membangun negeri,” kata dia.
Musda IKPNI Korwil DIY ini akan menyusun pokok-pokok program kerja yang menyesuaikan dengan program IKPNI Pusat dan usulan susunan kepengurusan masa bhakti 2025-2030 untuk ditetapkan IKPNI Pusat. Organissasi ini sekarang dipimpin oleh puteri dari Proklamator Kemerdekaan RI, Prof. Meutia Hatta. Selain pelaksanaan Musda, agenda ini juga akan memperingati peristiwa sejarah Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 dalam sebuah sarasehan. Sarasehan dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa pada awal kemerdekaan, Republik Indonesia hasil Proklamasi 1945 dan TNI tetap ada dan mampu mengusir penjajah Belanda dari ibukota Yogyakarta. Peristiwa ini sangat relevan menjadi motivasi kemandirian bangsa Indonesia ke depan.
Suryo mengemukakan, narasumber pada kegiatan sarasehan “SO 1 Maret 1949” adalah GBPH. H. Prabukusumo (Ketua IKPNI Korwil DIY demisoner sekaligus putranda Pahlawan Nasional Hamengku Buwono IX/penggagas SO 1 Maret) dan Ir. Teguh Sudirman (putranda Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman/pelaku sejarah SO 1 Maret).
Sarasehan dimoderatori oleh Hary Sutrasno (cucu Pahlawan Nasional Mr. Kasman Singodimedjo). Diharapkan hadir pada kesempatan ini Keluarga Pahlawan Nasional, tokoh masyarakat, unsur pimpinan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY, Dinas Sosial DIY, dan media massa. (*/mar)