News  

RAT Tahun Buku 2024 : KOSETA Harus Mampu Memahami Bahasa Global

Segenap Pengurus KOSETA foto bersama seusai RAT Tahun Buku 2024 di ndalem Pujokusuman Yogyakarta, Sabtu 22/2/2025. (Foto : Humas KOSETA)

bernasnews – Di era reformasi, KOSETA hadir sebagai sang pencerah. Energi positif dan energi perubahannya menuju pada ekonomi kerakyatan dan ekonomi Pancasila. Saat ini, situasi Global dalam ancaman dan tantangan kehidupan rakyat seperti krisis pangan, energi, bencana alam, pemanasan global, dan pencemaran serta kerusakan lingkungan hidup.

“Ekonom Jerman Schumacher pada tahun 1908 menggagas dalam bukunya ‘Small is Beautiful’. Futurulog Alvin Toffler berpendapat, gambaran kehidupan saat ini merupakan aplikasi dari pemikiran Schumacher. Maka pentingnya usaha-usaha kecil dan saat ini digitalisasi ekonomi sangatlah perlu dipahami oleh kita semua.

KOSETA harus mampu memahami bahasa global. Sehingga diharapkan Yogyakarta akan lebih dikenal dunia melalui sanggar-sanggar seni dan budaya. Adanya perubahan peluang justru menambah peluang pekerjaan bagi seniman budayawan yang mampu menjangkau sisi humanis dan kualitas yang tidak dimiliki oleh AI. AI hanya mampu pada dimensi manufactur dan industri. Adaptabilitas KOSETA dengan pola komunikasi dan kolaborasi serta mampu membina gen Z, maka akan mampu menghasilkan banyak program untuk berkarya. Artinya banyak hal yang akan dilahirkan KOSETA di Yogyakarta ini. Berbagai karya budaya perlu penterjemahan yang riil,” kata Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Budayawan Prof. Dr. M. Baiquni, MA.

Dia mengemukakan hal itu dalam acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2024 Koperasi Jasa Seniman dan Budayawan Yogyakarta (KOSETA) di Ndalem Pujokusuman, Yogyakarta, Sabtu (22/2/2025). Pada kesempatan ini juga dilaksanakan pengukuhan dan sumpah jabatan Pengurus KOSETA Periode 2025 – 2030 yang diketuai oleh Sigit Sugito.

Prof Baiquni mengusulkan, KOSETA setelah RAT perlu roadshow ke Walikota dan Bupati. Terkait kebudayaan ada program budaya yang selalu dilanda perubahan. Bentuk-bentuk kemampuan bahasa sangat perlu. Fokus pada peningkatan pemahaman peserta tentang berbagai budaya, tradisi, dan warisan, yang bertujuan untuk mempromosikan kesadaran dan apresiasi antarbudaya di antara individu. Sehingga program budaya bertumpu pada mengarus selancar dengan bahasa-bahasa yang rumit dan dapat disederhanakan.

KOSETA ke depan diharapkan dapat menjadi role model. Ide-ide yang digelorakan, langkah-langkah filosofis yg digaungkan, edukasi, literasi, spirit muda. KOSETA harus memerankan Ruhaniah dan Rupiah. Perlu jiwa tenang atau mutmainah. Untuk mencapai bahagia maka ada lima fase bahagia: Materi, Intelektual, Estetika, Moral dan Spiritual. Selanjutnya bangun MoU dengan sekolah-sekolah koperasi digital. “Atas nama kampus UGM, kami menyambut kehadiran KOSETA,” kata Prof Baiquni.

Tokoh masyarakat Drs Idham Samawi mengemukakan, selaku insan Pancasila khususnya sila pertama maka kegiatan RAT diawali dengan doa. Koperasi adalah soko guru ekonomi. Saat ini, ekonomi kita dikuasai konglomerasi. Pancasila tidak akan berbenturan dengan agama apapun. “Mengganti Pancasila sama saja menghancurkan NKRI, untuk itu kita harus pasang badan membela NKRI dan menjaga Pancasila,” kata dia.

Ketua Pembina KOSETA GBPH Prabukusumo mengemukakan, koperasi akan berkembang jika dikelola dengan baik. Di dalam hidup dan kehidupan, maka memahami jasa para pahlawan itu perlu. Sebab banyak pahlawan yang tidak mau minta-minta gelar jabatan. Namun bangsa yang baik adalah yang mau menghargai jasa pahlawan.

Dalam sidang RAT ini, GBPH Prabukusumo menyampaikan usulan untuk mengadakan seminar, bot repote KOSETA disengkuyung Bersama, KOSETA harus akuntable dengan cara tertib pajak dan neraca yang sehat, dan melaksanakan sosialisasi ke masyarakat.

Fajar Suharno mengatakan, standar kualitas kepengurusan harus selalu ditingkatkan, KOSETA perlu melibatkan generasi muda, ubo rampe kegiatan perlu serkileran atau urunan.

Pada acara RAT KOSETA ini, terkait Laporan Pertanggungjawaban semua peserta sepakat dan di terima dengan sah. Pengukuhan pengurus baru oleh GBPH Prabukusumo didampingi Idham Samawi dan Prof. M. Baiquni. Sigit Sugito selaku Ketua KOSETA bertekad, KOSETA bangkit dengan semangat golong gilig. (*/mar)