bernasnews – Di bawah naungan Paroki Gereja Santo Yakobus, Klodran, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Lingkungan Santa Helena melantunkan harmoni dalam tugas koor perdana pada Misa Minggu (16/2/2015) pagi. Meski tergolong sebagai lingkungan baru, Santa Helena berhasil menciptakan suasana misa yang khidmat dan menyentuh hati umat yang hadir.
Lingkungan Santa Helena saat ini dapat dikatakan sebagai “anak bungsu” di Paroki Gereja Santo Yakobus, berdasar Surat Keputusan Paroki atas nama Keuskupan Agung Semarang, per tanggal 15 November 2024. Sebelum diresmikan sebagai lingkungan mandiri, umat di wilayah ini bergabung dengan Lingkungan Yohanes Rasul (YoRa), dengan nama “Blok Katolik 4 Perumahan”. Namun, seiring bertambahnya jumlah umat dan keinginan untuk berdiri di atas kaki sendiri, lingkungan ini pun lahir. Komunitas baru ini menaungi empat perumahan, yaitu: Griya Kembang Putih (GKP), Pringgading Permai (PGP), Perum Ndalem Guwosari (PNG), dan Green Mutiara Java Regency (GMJR).
Kekompakan umat dari empat perumahan ini menunjuk Theresia Dewi Haryanti sebagai ketua lingkungan dan Antonius Ryan Handoko sebagai sekretaris tentu beralasan, karena di bawah kepemimpinan Dewi dan stafnya, Lingkungan Santa Helena berkembang dengan semangat kebersamaan yang kuat. Umat di lingkungan ini aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari ibadah hingga aksi sosial seperti mengunjungi umat yang sedang sakit dan memberikan dukungan bagi keluarga yang sedang berduka.
Sebagai anggota dari Paroki Gereja Santo Yakobus, Bantul, DIY, Lingkungan Santa Helena juga ikut dilibatkan dalam kegiatan ibadah mingguan di Gereja Paroki. Sebagai keterlibatan perdana, lingkungan baru ini dipercayakan untuk mengisi koor yang dijadwalkan pada tanggal 16 Februari 2025. Ini merupakan momentum penting bagi lingkungan untuk memberikan pelayanan yang terbaik sebagai wujud eksistensi umat dari lingkungan baru ini. Merespon kesempatan ini, Timja (Tim Kerja) koor yang terdiri dari D. Wasono Nurpadmaning Priyotomo, Vinsensia Ragilia Wurdiniati, dan Hedwigis Rina bergerak cepat menyiapkan materi lagu dan jadwal latihan.
Latihan koor pertama digelar pada Selasa (28/1/2025) di kediaman Sigit Joko di PNG, dilanjutkan dengan latihan kedua pada Selasa (4/2) di rumah Dewi di GKP, dan latihan ketiga pada Selasa (11/2) di kediaman YB Soponyono di GMJR. Suasana semangat terlihat dalam setiap latihan yang rutin diadakan mulai pukul 18.00 hingga 20.00 WIB. Baik anak-anak, remaja, maupun dewasa bersatu dalam harmoni suara yang padu. Tidak hanya bernyanyi dengan satu suara, tim koor yang merupakan gabungan umat dari berbagai kalangan usia ini juga menyanyikan beberapa lagu dengan suara SATB (Soprano, Alto, Tenor, Bass) yang harmonis.
Untuk memastikan kesempurnaan penampilan, gladi resik dilaksanakan pada Jumat (14/2) pukul 18.00 hingga 20.00 WIB di Gereja Santo Yakobus, Klodran, Bantul. Gladi resik ini menjadi kesempatan terakhir untuk menyatukan suara dan memantapkan harmonisasi sebelum tampil pada hari Minggu. Pada saat gladi resik, tim koor Santa Helena memperlihatkan kekompakan dan keharmonisan suara yang luar biasa. Dengan diiringi seorang pianis, suara mereka melantun merdu memenuhi ruangan gereja. Setiap nada yang keluar seolah menjadi doa yang tulus dipersembahkan kepada Tuhan.
Serangkaian latihan yang telah digelar beberapa waktu lalu akhirnya membuahkan hasil, gladi resik berjalan lancar tanpa banyak materi yang perlu diulang. Semangat kebersamaan dan cinta dalam pelayanan berhasil menyatukan suara dari berbagai usia dalam satu harmoni yang indah.
Minggu 16/2/2025 pagi, di Gereja Santo Yakobus, Klodran, Bantul, tim koor Lingkungan Santa Helena tampil penuh semangat. Dengan dress code yang didominasi warna putih dan rapi, mereka berdiri di depan altar, siap memimpin umat dalam pujian dan doa. Saat lagu pertama dinyanyikan, suara mereka mengalun lembut, menciptakan suasana misa yang khidmat dan menyentuh hati umat yang hadir. Harmonisasi suara yang indah membuai setiap umat dalam suasana doa yang mendalam. Setiap lirik yang dinyanyikan mengalir penuh penghayatan, membawa kedamaian bagi seluruh jemaat yang hadir. Penampilan yang penuh kesungguhan ini mendapatkan apresiasi dari Romo Augustinus Toto Supriyanto, Pr. yang memimpin misa.
Sebelum mengakhiri Misa, Romo Toto berkesempatan menyampaikan apresiasinya dalam sebuah kalimat yang menggugah semangat,
“Harmonisasi suara yang indah dari Lingkungan Santa Helena sungguh menyentuh hati. Kekompakan dan semangat pelayanan yang ditunjukkan sangat menginspirasi. Terima kasih atas dedikasinya yang luar biasa.”
Tepuk tangan meriah dari umat gereja mengiringi ucapan apresiasi ini. Tak sedikit umat yang menyampaikan rasa kagumnya atas kekompakan dan kualitas suara dari tim koor Santa Helena. Bagi umat lingkungan, tugas koor perdana ini bukan sekadar penampilan sebuah tim paduan suara. Ini adalah simbol persatuan dan kebersamaan yang telah terjalin sejak lingkungan ini berdiri. Dari latihan pertama hingga penampilan perdana, perjalanan ini menunjukkan betapa kuatnya semangat pelayanan yang dimiliki umat di Lingkungan Santa Helena.
Tugas koor perdana ini menjadi awal yang membanggakan bagi Lingkungan Santa Helena. Semangat dan kekompakan umat terlihat jelas dalam setiap latihan dan penampilan. Bukan hanya menyanyikan lagu, tetapi juga menyatukan hati dalam satu doa dan pujian yang tulus kepada Tuhan. Dengan semangat yang tak pernah padam, Lingkungan Santa Helena siap melangkah ke depan, terus melayani dan memberikan yang terbaik.
Semoga harmoni perdana ini menjadi inspirasi dan kedamaian bagi seluruh jemaat yang hadir, serta menjadi persembahan yang berkenan di hadapan Tuhan. Selamat kepada seluruh umat Lingkungan Santa Helena dan tim kerja koor yang luar biasa! Soli Deo Gloria – Segala Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan. (mar/Elias Eke, HELENA MENULIS Bantul, Yogyakarta)