News  

Temu Tahunan Trah Singo Pawiro Wijayan Meriah dan Penuh Keakraban

Penampilan seni dari perwakilan Manisrenggo pada Temu Tahunan Trah Singo Pawiro Wijayan di Jobin Abang, Gampingan, Yogyakarta, Sabtu 28/12/2024. (Foto : Y.B. Margantoro/bernasnews)

bernasnews – Pertemuan tahunan Trah Singo Pawiro Wijayan (SPW) berlangsung meriah dan penuh keakraban di Jobin Abang Gampingan, Yogyakarta, Sabtu (28/12/2024). Bertindak sebagai tuan rumah pertemuan akbar ini adalah keluarga besar Trah Gampingan. Meski tidak semua anggota trah datang dalam pertemuan yang menjadi ajang kangen-kangenan ini, namun yang hadir membawa serta anggota dari yang sepuh sampai anak-anak. Mereka berasal dari berbagai kota di tanah air.

Foto lima orang ibu yang sudah almarhumah selalu terpasang di backdrop temu tahunan Trah SPW. Mereka adalah Yosephine Mursiyem (Beji), Th. Suratijah (Ngampilan), M. Suratmi (Gampingan), Juwariyah (Klaten) dan Wahini (Manisrenggo).

Ketua Trah SPW Y. Sunardi mengemukakan, paguyuban trah keluarga ini berdiri sejak tahun 2015. Jadi agenda tahunan 2024 ini adalah pertemuan yang kesembilan kalinya. Selama sembilan tahun terakhir ini sudah ada pengurangan dan penambahan anggota baru. Yang berkurang adalah mereka yang meninggal, sedangkan yang bertambah yakni lahir keluarga baru.

“Kami sebagai anak cucu lima orang ibu Singo Pawiro Wijayan memandang penting membentuk paguyuban trah karena anggota kami berkurang dan sekaligus bertambah. Namun secara keseluruhan, jumlah anggota kami semakin banyak. Maka kalau tidak dihimpun dan diadakan pertemuan rutin, kami khawatir akan terjadi ‘kepaten obor’ atau saling tidak tahu atau tidak kenal dan akhirnya putus hubungan.

Pertemuan rutin dan arisan kami adakan sebulan sekali secara bergantian tempat, khususnya di Yogyakarta. Anggota trah yang biasa hadir temu bulanan dari Ngampilan, Gampingan, dan Beji, karena rumah kami di Yogyakarta. Sedang anggota trah Manisrenggo dan trah Klaten, sesekali bergabung. Namun kalau temu tahunan, kami semua hadir dengan suka cita. Kami merasakan nuansa kangen diantara saudara yang hadir,” kata Sunardi, dari Trah Ngampilan, Yogyakarta.

Menantu tertua dari Ny M. Suratmi Pawiro (alm) Trah Gampingan yakni Ny Suhardi mewakili para saudaranya memberikan sambutan pula. Menurut ibu yang purnawirawan TNI AL ini, pertemuan keluarga Trah SPW bukan hanya sebagai ajang temu kangen atau berkumpul bersama. Lebih dari itu, pertemuan ini adalah kesempatan bagi mereka untuk mempererat hubungan silarurahmi, mengenal kembali sejarah, dan mewariskan nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas keluarga besar ini.

“Saya atas nama menantu tertua Ibu Pawiro melaporkan bahwa saat ini sebagai isteri Mas Hardi punya tiga anak yakni Andre, Bela, dan Chris dengan tujuh orang cucu. Dik Harjo dengan tiga orang putra dan menantu serta tiga cucu. Mas Haryadi dan isteri dengan tiga putra. Mbak Nuk dan Mas Dodot, serta Mbak Yanti dengan tiga orang putra dan empat orang cucu.

Saya juga menyampaikan bahwa keluarga besar kita semakin bertambah. Kami menyambut dengan bahagia dua anggota baru keluarga Mas Andre dengan Mbak Lia dan Geby dengan Mbak Putty,” kata dia penuh semangat.

Pertemuan tahunan kesembilan trah SPW ini dimeriahkan dengan penampilan seni masing-masing anggota trah yakni dari Beji, Ngampilan, Gampingan, Klaten dan Manisrenggo. Juga ditampilkan undian doorprize dan live musik. Disepakati, pertemuan kesepuluh akhir tahun 2025 dengan tuan rumah trah Klaten bersama trah Beji. (mar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *