News  

Mengenang Pramono R.P. : Bapak, Guru, dan Empu Kartun Indonesia yang Produktif

Pramono R. Pramoedjo dalam lukisan dan karyanya bertema AID’S. (Foto : Praba Pangripta)

bernasnews- Maestro karikaturis Indonesia Pramono R. Pramoedjo wafat di Salatiga, Jawa Tengah, penghujung bulan November 2024, tepatnya Sabtu 30/11/2024 pukul 13.00 WIB. Kabar duka tersebut cepat tersebar ke kalangan kartunis dan seniman melalui WA. Banyak kalangan mempunyai kenangan tersendiri ketika bergaul dengan Pak Pram, begitu sapaan akrabnya. Kenangan dalam bentuk foto, video, koleksi karya-karyanya berupa buku-buku, menunjukkan kebanggaan bahwa pernah bertemu, bergaul akrab, dan mengapresiasi karya empu kartun Pramono.

Para seniman yang pernah bergaul dengan Pramono sudah menganggap sebagai bapak. Banyak mahasiswa Akademi Seni Rupa Indonesia atau ASRI (kini Institut Seni Indonesia) yang numpang menginap di kediaman Pramono di Mampang Prapatan, Jakarta. Tidak terbatas tumpangan tempat untuk tidur, bahkan sampai kebutuhan makan mereka tercukupi. Hal tersebut pernah diungkapkan Bustomi dari Bentara Budaya Jakarta, juga pengakuan adik almarhum yakni Permadi. Ia tidak segan-segan mengantar tamu dengan mobilnya ke tempat mana saja saat di Jakarta. Pria berputra tiga orang ini bahkan sampai usia senja masih kuat menyetir mobil Salatiga — Jakarta pulang pergi.

“Papa itu humoris dan disiplin, kami sebagai anak-anak senantiasa diarahkan,” kenang putra sulung Prabahayutama Martaniadi di rumah duka Perumahan Gria Dukuh Asri, Jalan Sumantri VII Nomor 5 RT 03 RW 09, Dukuh, Salatiga, Jawa Tengah. Ia juga mengakui pengaruh ibunya (istri Pramono) yang lebih disiplin dan tegas.

Menurut Praba, dalam bekerja Pramono serius, meski karyanya bikin tersenyum atau tertawa. Pramono sejak tahun 1967 bekerja di surat kabar sore Sinar Harapan dan kemudian menjadi Suara Pembaruan. Setelah itu memilih tinggal di Kota Salatiga yang sejuk dan tenang. Passion-nya memang menggambar, setelah pulang kerja masih menggambar. Pramono mempunyai sifat ngemong dengan keluarga, bahkan ketika istrinya sakit, ia lebih perhatian merawat selain dibantu perawat.

Permadi yang adik almarhum mengemukakan, Pramono dapat menunjukkan ketabahan saat menjelang akhir hayatnya. Ketika kondisi sudah lemah tidak dapat berbicara, kartunis itu menuliskan apa yang dia maksudkan. Pria kelahiran Magelang 5 Desember 1942 tersebut tidak mau menunjukkan kesedihan kepada keluarga.

“Pagi hari terjatuh, oleh mantri saat dicek tensi Papa sangat rendah 80/40, lalu dibawa ke Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan, Salatiga. Padahal, sehari sebelum wafat Papa bahkan keliling sekitar lapangan depan rumahnya menggunakan kursi roda,” tambah Prabayutama, putera sulung almarhum.

Sifat kebapakan Pramono sungguh terasa bagi para kartunis. Ucapannya santun, lembut, dan senantiasa menunjukkan kedekatan sebagaimana anak dan bapak melalui humor dan candaan. Kalau berkunjung ke sekretariat Paguyuban Kartunis Yogyakarta (PAKYO), ia sering membawa oleh-oleh dari Kota Salatiga berupa getuk dan ceriping ketela dioven. “Orangnya apikan dan supel,” kata kartunis asal Bali I Made Arya Dwita (Dedok) saat melayat.

Bagi kalangan kartunis, Pramono dianggap sebagai guru dalam hal kartun editorial, kartun humor, dan karikatur wajah. Beberapa buku telah diterbitkan menjadi referensi, antara lain: Karikatur Karikatur, Indonesiaku Duniaku- Parade Karikatur 1990-1995, Kiat Mudah Membuat Karikatur (2008), Guyon Maton Pramono – Kritik Sosial yang Karikatural dan Kartunal. Anak ketiga dari enam bersaudara R. Pramoedjo ini mempunyai andil dalam perkembangan kartun di Indonesia. Ia tidak segan-segan turun ke daerah-daerah menggerakkan paguyuban kartunis, menggiatkan komunitas untuk pameran kartun di beberapa kota.

Pramono sering diundang sebagai narasumber dalam berbagai workshop hingga luar negeri. Pria yang pernah kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan ASRI Yogyakarta jurusan reklame ini telah lama berkecimpung dalam dunia jurnalistik. Bahkan, karena dedikasinya terhadap perusahaan pers lebih dari 30 tahun ia pernah memperoleh piagam penghargaan dari Suara Pembaruan. Penghargaan sebagai wartawan profesional dan berintegritas tinggi saat Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2010, peraih Journalist Award 2014 kategori kartun.

Kepiawaiannya membuat kartun editorial dengan tokoh Si Keong dan karikatur wajah, ia sering dijuluki empu kartun. Kritiknya tajam namun halus, divisualkan dengan bahasa gambar. Ia bersama karikaturis surat kabar Kompas, GM Sudarta pernah membuka Kedai Senyum di Pasar Seni Ancol (1989-1995). Banyak kalangan yang minta wajahnya dibuat gambar secara karikatural termasuk para menteri. Bahkan pesanan wajah karikatur dari gadis yang ternyata sudah meninggal beberapa tahun.

“Dari sekian pejabat saat Orde Baru, Menteri Kehakiman Ismail Saleh lah paling suka wajahnya dibuat secara karikatural,” kata Pramono ketika sering berbagi cerita kepada para kartunis.

Menurut peraih medali perunggu dalam International Cartoon Contest di Yomiuri, Shimbun, Tokyo ini orang asing lebih senang wajahnya dibuat distorsi, sedangkan orang Indonesia lebih suka yang ‘dimanis-maniskan’ alias tidak suka gambar wajahnya di-pletotkan. Pramono memelopori pameran kartun yang layak pajang menggunakan media cat dan kanvas di Bentara Budaya Yogyakarta tahun 2010 bertajuk JogjaKartun HadiningArt. Selain membidani terbentuknya Persatuan Kartunis Indonesia (PAKARTI) 13 Desember 1989 dan menjabat sebagai ketua serta penasehat, Pramono turut andil dalam mendirikan Museum Kartun Indonesia di Bali tahun 2008.

Mejelang akhir hayatnya, Pramono masih produktif dan lebih banyak melukis, bahkan lukisan terakhir belum selesai. “Lukisan terakhir itu menggambarkan orang-orang dalam perahu yang diterpa badai tetap diselamatkan Tuhan,” kata Prabahayutama.

Pramono sempat menyampaikan pesan kepada putera sulungnya itu agar rumah di Salatiga dapat menjadi museum kartun dan menampung karya para kartunis Indonesia. Almarhum juga mengharapkan agar tempat tinggalnya menjadi rumah singgah bagi para seniman yang sedang ada agenda di Salatiga. (Praba Pangripta/Kartunis Yogyakarta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *