News  

Asitantra akan Pentaskan K’WARI “Misteri Bengawan Sore – Ampak-Ampak Panolan”

Dari kiri ke kanan : Sigit Sugito, Joko Santosa, Anastasia, Arya Ariyanto, dan Nano Asmorodono yang akan mementaskan Ampak-Ampak Panolan. (Foto : Y.B. Margantoro/bernasnews)

bernasnews — Hati Raden Pangesthi Kujana “hanggubel” murka. Dia merasa haknya dibegal oleh Waliyul Amri yang memberikan tahta keprabon kepada Sujalma, sesama anak raja namun beda ibu. Ia merasa dilangkahi bahkan jauh ketika Waliyul Amri memilih Adipati Unus menggantikan ayahnya sebagai sultan.

Memang sistem monarki pada abad XV / XVI itu tidak berlaku paugeran sebagaimana di kerajaan-kerajaan Nuswantara dimana putera lelaki tertua praktis menjadi putera mahkota yang kemudian diproyeksikan menjadi pengampu kerajaan jika sewaktu-waktu sang raja lengser. Kerajaan waktu itu memiliki paugeran sendiri, bahwa, segala keputusan penting harus mendapat palilah dalam rapat Waliyul Amri.

Asosiasi Pertunjukan Seni Nusantara (Asitantra) akan mempertunjukkan pentas K’WARI yakni Ketoprak, Wayang, dan Tari dengan lakon “Misteri Bengawan Sore – Ampak-Ampak Ing Panolan” di Ndalem Sekar Wangi Resto, Bodeh, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY, Jumat Kliwon 1 Desember 2024.

Hal itu disampaikan dalam pertemuan tim kerja KWARI Asitantra : Penulis Naskah Joko Santosa, Pimpinan Produksi Sigit Sugito, Sutradara Nano Asmorodono, Bendahara Produksi Arya Ariyanto dan Sekretaris Produksi Anastasia dalam pertemuan di Ndalem Sekar Wangi Resto, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY, Minggu (24/11).

“Dalam sejarah peradaban manusia, perebutan kekuasaan menjadi hal yang penting dan pentas ini sekaligus dapat menjadi media refleksi pasca Pilkada 2024,” kata Joko Santosa.

Sutradara Nano Asmorondono yang memanggungkan naskah Joko dalam kolaborasi ketroprak, wayang dan tari atau K’WARI serta masuknya seni-seni modern yakni penyair, pemain teater dan pantomim berharap pentas ini dapat diterima masyarakat dengan baik. Apalagi tim kerja menghadirkan bintang tamu antara lain Yati Pesek, Dalijo Angkringan, dan lainnya, akan menambah meriah pertunjukan.

Sigit Sugito menambahkan, lakon Ampak-Ampak Panolan memakan waktu 2,5 jam. Dengan harga tiket Rp 100.000,- dan Rp 25.000,- penonton dapat menyaksikan pentas ini setelah terlebih dulu makan bersama.

Arya Ariyanto mengapresasi dan mendukung pentas KWARI ini serta berharap agar seni tradisional yang dibalut dengan seni modern dapat semakin diterima masyarakat. Sebagai seorang pengusaha dia terpanggil untuk berperan serta dalam menjaga keberlanjutan seni tradisional. (mar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *