bernasnews – Menandai 100 tahun seniman budayawan Saptohoedojo pada 6 Februari 2025, Panitia 100 Tahun Saptohoedojo di Yogyakarta, akan menerbitkan buku yang bicara tentang sosok seniman serba bisa itu, karya dan dedikasinya, serta testimoni sahabat dan anak muda.
Anggota penasehat panitia Sigit Sugito kepada bernasnews mengatakan, jika ditelusuri maka sosok seniman, budayawan dan usahawan Saptohoedojo merupakan sebuah figur lengkap yang datang tepat pada masanya, dimana Yogyakarta memerlukan tokoh seperti dirinya.
Seniman yang lahir pada 6 Februari 1925 ini memiliki pengalaman lintas zaman dan profesi. Walaupun berbagai peristiwa politik dan sosial dia alami, tetapi berbagai aktivitas kehidupannya selalu menempatkan kebudayaan sebagai bagian dasar gerak langkah hidupnya. Saptohoedojo pernah penjadi pejuang dalam merebut hingga mempertahankan Republik Indonesia. Dalam alam kemerdekaan sosok ini mampu bekerja dan berkarya bagi pengembangan kebudayaan serta perekonomian bagi bangsa ini.
Sigit Sugito mengemukakan, idealisme seniman dan budayawan yang mengalir dalam darah Saptohoedojo membuatnya sangat kreatif dalam menciptakan karya karya seni yang berkelas. Sebut saja Seni Kolase yang dia garap membuahkan sebuah karya imajinatif yang menawan. Belum lagi karya lukisan-lukisannya yang banyak melahirkan inspirasi di zamannya.
“Tangan dingin Pak Sapto terus bergerak menempa desa gerabah Kasongan, Bantul menjadi sebuah kawasan kreatif gerabah yang mampu memesona warga dunia dengan kreativitas karya gerabah, juga berbagai karya batiknya. Belum lagi kreativitas cor logam di daerah Trowulan Jawa Timur dan berbagai tempat lainnya. Pemikiran entrepreneurshipnya membuat kreativitas seni budaya menjadi berkembang apik. Bukti-bukti karyanya dapat dilihat dalam ruang galeri di manapun yang ada.
Pemikiran idealisme budaya dan seni juga tertuang dengan gagasan visioner pada masanya dengan membangun museum seniman dan makam khusus bagi para seniman. Konsep pemikiran inilah yang menjadikan Saptohoedojo menjadi sosok lengkap dalam dunia budaya dan entrepreuneurship di kalangan para seniman Indonesia,” kata dia.
Menurut Sigit, tujuan penerbitan buku ini untuk mengapresiasi karya dan dedikasi Saptohoedojo; membangun karakter Bangsa melalui buku; menanamkan nilai-nilai kejuangan kepada generasi muda; meneguhkan keistimewaan Yogyakarta sebagai kota budaya.
Target sasaran buku adalah pelajar SLTA, mahasiswa, komunitas-komunitas seni, pegiat budaya, dan masyarakat umum. Buku direncanakan terbit pada bulan Januari 2025 dan diluncurkan saat Peringatan 100 Tahun Saptohoedojo. (mar)