News  

Sahabat yang Suka Berbagi Buku

Buku “Tiga Pemulung Kata” dan tiga buku karya Wishnubroto Widarso. (Foto : Humas MMB)

bernasnews – Dalam kehidupan yang kian kompleks saat ini, memiliki sahabat bukan hanya keniscayaan namun keharusan. Kita tidak dapat membayangkan kehidupan yang tanpa persahabatan atau hadirnya sosok sahabat. Sahabat dapat dari komunitas kawan, dapat pula dari keluarga sendiri.

Dari sebuah referensi, paling tidak ada beberapa ciri sahabat sejati yakni jujur dan dapat dipercaya, setia dalam suka maupun duka, dapat diandalkan, memiliki empati terhadap orang lain, pendengar yang baik, tidak menghakimi, tidak mempersalahkan hal-hal sepele, dan membawa pengaruh yang baik.

Tanpa bermaksud mengabaikan kekurangannya sebagai insan manusia, sosok ibu kiranya dapat dimasukkan sebagai atau menjadi sahabat bagi keluarga khususnya anak perempuan. Demikian pula sosok ayah sebagai pasangan orangtua, dapat diposisikan sebagai sahabat keluarga. Selebihnya, sahabat dapat ditemukan atau muncul dari luar keluarga. Kadang melalui proses panjang, tapi kadang dapat dimulai dari perjumpaan mendadak.

Penulis bersyukur memiliki beberapa sahabat dalam kehidupan ini. Salah seorang sahabat yang punya ciri khas adalah Wishnubroto Widarso (selanjutnya disingkat WW). Ciri khasnya adalah dia senang berbagi buku. Hampir setiap berkarya buku, dia menyempatkan mengirim satu eksemplar ke para sahabatnya, termasuk penulis. Dia adalah teman penulis ketika di SMA dulu. Hampir setengah abad silam lulus dari satuan pendidikan yang masuk wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Ketika masih aktif menjadi dosen bahasa Inggris di sebuah PTS di Solo, WW aktif berkarya buku yang diterbitkan antara lain oleh penerbit di Yogyakarta. Cukup banyak buku yang dicetak ulang. Setelah mendekati purna tugas, dia lebih konsentrasi menulis hal-hal yang menjadi kenangan dan seputar keluarga.

Pada usia 60 tahun dia menulis “Kronikel Asal”, usia 61 tahun menulis “Kelakar Kapal Pesiar”, usia 62 dan 63 tahun kosong. Kemudian usia 64 tahun menulis “Toemboek Ageng” – Obrolan tentang Buku, usia 65 tahun menulis “Doa Bapa Kami Menurut Pemahaman Seorang Awam”, usia 66 tahun menulis “Route 66”, dan usia 67 tahun menulis “67 Butir Fakta Menarik”. Fakta menarik itu mulai Alkitab Raksasa (beratnya 500 kg, jumlah halaman 8.048. yang dibuat oleh Louis Waynai, 1878-1968, seorang imigran dari Hongaria yang tinggal di California), sampai, Zangrandi, pemilik kedai es krim di Soerabaia tempo doeloe.

Kepada penulis, secara guyon dia mengatakan, “Dalam kasusku, lha wis arep ngapa lagi? Main gitar tidak bisa, olahraga paling-paling pit-pitan, melukis tidak bisa. Ya sudahlah, ekspresiku melalui tulisan saja…”

Bagaimana WW dapat menulis secara konsisten dan bermakna? Selain karena dia memiliki talenta menulis dan berbahasa asing yang baik, dia tidak mengabaikan hal-hal kecil atau sederhana yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, dia “open” (memanfaatkan) hal-hal kecil yang menarik. Selain itu, dia memiliki skedul kepenulisan dan menghargai yang namanya momentum.

Tentang lahirnya buku “67 Butir Fakta Menarik” itu, ternyata idenya bermula dari setelah ngopi di kedai kopi Starbucks stasiun Gambir, Jakarta, tahun 2016. Dia ingat pernah menemukan nama Starbucks di dalam komik sastra berjudul “Moby Dick” yang dibuat berdasarkan novel aslinya karya Herman Melville.

Di dalam komik sastra itu diceritakan tentang kapal Pequod, kapal pemburu ikan paus. Para awaknya berburu ikan paus untuk (dibunuh dan) diambil minyaknya. Suatu hari, mereka berjumpa dengan ikan paus putih yang mahabesar dan para awaknya, terutama sang kapten bernama Ahab, begitu bernafsu ingin menangkapnya karena dia ingin balas dendam.

Kaki kanan Ahab sampai batas lutut dulu dicaplok si paus putih yang dijuluki Moby Dick itu. Wakil Kapten bernama Starbuck mengingatkan sebaiknuya tujuan bisnis (mencari minyak paus) jangan diubah jadi “misi” balas dendam. Tapi Ahab tetep ngeyel dan alhasil kapal Pequod malah hancur lebur.

Sambil menyesap kopinya, WW mengunyah secuil cake yang di atasnya ada strawberry. Mak nyusss. Stroberi ini ternyata adalah satu-satunya buah yang bijinya ada (tampak) di luar. Stroberi ukuran sedang mempunyai sekitar 200 biji. Dan yang juga mengejutkan ternyata stroberi itu berada dalam satu keluarga dengan apel, aprikot, pir dan persik. Padahal bentuknya beda banget.

Sesudah ngopi itu WW lalu berpikir bahwa banyak hal yang sudah umum diketahui banyak orang ternyata punya riwayat yang belum banyak diketahui, antara lain Starbuck itu. Dia kemudian mengumpulkan satu demi satu. Dan akhirnya pernak-pernik kecil itu dapat menyatu pada usianya ke-67 di tahun 2024. Artinya, butuh waktu delapan tahun untuk menjalani proses itu.

Banyak hal yang dapat diperoleh dari proses kreativitas berkarya buku WW. Mulai dari jeli atau peka atas ide awal, kreatif dalam mengolah referensi, ketekunan dalam proses, sampai kemampuan dalam menarasikan kalimat demi kalimat dengan baik. Hasilnya adalah wawasan, inspirasi dan motivasi baru bagi para pembacanya.

Penulis bersyukur pernah menulis buku bersama WW dan Herry Gendut Janarto (HGJ) dalam karya bertajuk “Tiga Pemulung Kata”. (Y.B. Margantoro, Wartawan dan Pegiat Literasi).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *