News  

World Press Photo Exhibiton Hadirkan Banyak Jendela Kehidupan Kita

Suasana pembukaan dan karya foto di World Press Photo Exhibition 2024 di Pendhapa Art Space, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY, Kamis 24/10/2024. (Foto: Davi Mulya).

bernasnews – World Press Photo Exhibition 2024 kembali hadir setelah pada bulan Agustus 2024 dibuka di Jakarta. Pembukaan yang kedua ini bertempat di Pendhapa Art Space, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (24/10/2024). Pameran foto ini dibuka untuk umum sampai 23 November 2024.

Pembukaan ini dihadiri oleh beberapa tokoh seperti Zilla Boyer, Sekretaris II Bidang Politik Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta, Zainal Arifin Mochtar Dosen dan Pakar Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada, Frans Sartono selaku kurator Bentara Budaya Yogyakarta.

Erasmus Huis Jakarta berkolaborasi dengan Pendhapa Art Space dengan semangat para fotografer jurnalis menyuguhkan hasil jepretan para jurnalis dunia, mulai dari perang Gaza, isu transmigrasi, perang Rusia-Ukraina, keluarga dan masalah masalah sosial yang terjadi.

Marika Cukrowaski Manager dan Kurator Pameran World Press Photo 2024 dalam sambutannya lewat layar monitor proyektor mengemukakan, “Semua karya yang akan dipamerkan di World Press Photo 2024 ini sudah melewati kurasi dari ribuan foto yang telah dikirimkan oleh para fotografer jurnalis dari 130 negara.”

Salah dua foto yang ditampilkan di pameran ini adalah foto karya pria asal Palestina bernama Mohammed Salem yang berhasil memotret seorang perempuan Palestina Inar Abu Maamar yang sedang menggendong keponakannya Saly yang tewas. Saly tewas bersama keempat anggota keluarganya karena rumah yang mereka tempati terkena bom yang dilancarkan oleh Israel di Khan Younis, Gaza, 17 Oktober 2023.

Seorang jurnalis asal Indonesia yaitu Arie Basuki yang memotret pencemaran di Sungai Cileungsi juga ditampilkan di pameran ini yang sebelumnya karya itu mendapatkan penghargaan Honorable Mention untuk kawasan Asia Tenggara dan Oseania.

Zilla Boyer mengatakan, “Setiap gambar yang anda lihat hari ini bukan hanya gambar, ini adalah jendela dalam kehidupan kita. Foto foto ini menceritakan tentang batas-batas negara yang mengingatkan kita bahwa kita hanyalah manusia yang kecil. Dengan dedikasi ke tempat-tempat yang tidak banyak orang tau untuk menangkap momen kebenaran yang sering kali membahayakan nyawa mereka sendiri. Saat ini, kebebasan kita untuk berekspresi dibatasi tetapi jurnalis dan media independen berperan penting untuk memberi informasi yang jujur adil dan demokratis untuk masyarakat.“

Di akhir pidatonya, Zilla mengingatkan bahwa Kedutaan Belanda terus mendukung kegiatan dan organisasi seperti Aji Indonesia untuk menjaga kebebasan berpendapat di Indonesia sehingga foto-foto dari para jurnalis ini dapat memberikan pemahaman, empati dan perubahan kepada masyarakat agar kita tetap melihat dunia dengan lensa yang lebih jernih dan hati yang lebih terbuka.

Bagi Zainal Arifin Mochtar, foto itu adalah monumen yang bisa menawarkan berbagai macam rasa seperti kesedihan, keindahan, kegetiran apapun bisa didapatkan melalui suatu foto.

“Kemudian bagi saya, setiap fotografer itu mempunyai alamat, dalam arti setiap foto yang diambil memiliki pesan yang ingin disampaikan. Menurut saya foto yang baik itu tidak hanya bergantung pada membuat foto tersebut namun kepada objeknya yang tidak hanya menghasilkan berbagai macam rasa seperti yang telah saya sampaikan.

Namun sebagai cara untuk merefleksikan apa sebenarnya maksud foto itu sesuai dengan pemahaman masing-masing setiap penikmat foto, bisa jadi sama dengan yang dimaksud si pembuat foto atau tercipta pemahaman-pemahaman yang baru,” kata Zainal.

Untuk masyarakat yang ingin melihat hasil jepretan para jurnalistik dunia, pameran World Press Photo dibuka untuk umum mulai dari tanggal 25 Oktober hingga 23 November 2024 di Pendhapa Art Space, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY. (mar/Davi Mulya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *