bernasnews – Jumlah populasi lansia akan makin meningkat seiring berjalannya waktu. Diperkirakan, lansia akan mencapai hampir seperlima dari seluruh penduduk pada tahun 2045. Banyak faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah lansia, seiring dengan peningkatan angka harapan hidup di Indonesia.
Sudah saatnya dunia kesehatan sedari dini menanamkan pemahaman kepada tenaga medis untuk pembelajaran terhadap lansia yang memiliki berbagai teknik penanganan secara bio-psikososial, kultur, dan spiritual.
“Hal ini dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (FK Usakti) Jakarta dalam pembelajaran modul Geriatri yang mengirimkan lima mahasiswa semester 5 ke Yogyakarta selama satu minggu untuk mendalami seluk-beluk lansia di Biara Santa Anna dan Rumah Sakit Panti Rapih,” kata DR Jodi Visnu dari Rumah Sakit6 Panti Rapih Yogyakarta kepada bernasnews, akhir pekan lalu.
Biara Santa Anna adalah komunitas lansia, atau yang disebut juga adiyuswa, para biarawati Tarekat Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus (CB), di mana dahulu mereka pernah bertugas dan menjadi misionaris di berbagai negara. Sedangkan Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit umum swasta yang juga diprakarsai oleh Suster CB sejak 95 tahun silam dan memberikan pelayanan kepada kaum lansia.
Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Usakti Dr Rina Kusumaratna yang turut mendampingi kelima mahasiswa menekankan pentingnya mahasiswa untuk mengeksplorasi tantangan dan hambatan yang ditemui para lansia dan pendampingnya.
“Dari Biara Santa Anna, mahasiswa bisa belajar lewat interaksi langsung sambil wawancara kepada suster-suster adiyuswa dan suster pendampingnya, juga dengan para pramurukti,” kata Dr Rina.
“Kami senang bahwa generasi muda bisa belajar untuk peduli pada kaum lansia sejak dini,” ungkap Sr Birgitta sebagai pimpinan komunitas Biara Santa Anna.
Sedangkan Sr Yosefine sebagai mantan Direktur Keperawatan RS Panti Rapih yang turut mendampingi mahasiswa juga mengungkapkan, perawatan lansia memerlukan pembelajaran sejak dini untuk menumbuhkan rasa bela rasa dan kepedulian kepada mereka yang sudah tidak lagi berusia produktif.
Pembelajaran diakhiri dengan diskusi bersama Dr Jodi Visnu yang ditunjuk FK Usakti sebagai pendamping lapangan selama field study.
“Para mahasiswa kami minta untuk presentasi di hadapan perwakilan suster adiyuswa dan pendampingnya sebagai langkah triangulasi dalam penyusunan laporan kegiatan,” kata Dr Jodi yang merupakan public health professional dari Rumah Sakit Panti Rapih sekaligus dosen mitra di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. (*/mar)