bernasnews – Benarlah kiranya sub judul yang dipilih dari buku KITA LANSIA yakni Terus Berkarya, Bahagia dan Penuh Berkah. Buku ini diluncurkan dan didiskusikan oleh Paguyuban Wartawan Sepuh (PWS), Sastra Bulan Purnama (SBP) serta seniman dan budayawan dari Yogyakarta dan luar kota, di ruang pertemuan DPRD DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (22/5/2024).
Siapa yang tidak mau memperoleh kesempatan dapat terus berkarya, bahagia dan penuh berkah? Jangankan lanjut usia (lansia), orang muda juga mau. Atau sebaliknya, kalau orang muda mau, lansia apalagi.
Apakah kondisi terus berkarya, bahagia dan penuh berkah itu dapat otomatis ada dan mudah mewujudkannya? Tentu saja tidak. Barangkali ada lansia yang sudah tidak mau lagi berkarya, meski mau bahagia dan penuh berkah. Mengapa? Karena mungkin yang bersangkutan sudah merasa telah bersusah payah atau banting tulang saat masih muda dan berdinas. Maka ketika pensiun atau purna tugas, adalah saatnya pula “berhenti berkarya”. Namun di sisi lain, tentu saja ada lansia yang “tidak mau” berhenti berkarta.
Membuat senang dan bahagia lansia itu apakah mudah? Kata (sebagian) orang, melayani dan membuat bahagia lansia itu tidak mudah. Kata (sebagian lagi) orang, tidak sulit melayani dan membahagiakan lansia. Benang merah tengahnya adalah sejauh mana lansia mau membahagiakan diri atau dapat merasakan kebahagiaan sendiri. Karena pada dasarnya, orang lain hanya dapat memotivasi (adanya) bahagia itu.
Salah satu hal yang membuat orang bahagia, termasuk juga lansia, adalah melakukan sesuatu yang disukai sendiri. Misalnya, penulis lansia yang diajak kolaborasi menulis bersama tentang topik tertentu, maka dia akan senang melakukannya. Demikianlah kiranya, ketika 33 orang penulis lansia diajak Ons Untoro dan Sinta Herindrasti selaku penggagas dan penyelenggara, serta merta mereka sambut dengan suka cita dan lahirlah buku KITA LANSIA itu.
Diskusi dan launching buku itu dengan pembicara Pengajar Fisiologi FK UGM Yogyakarta Dr. dr. Zaenal M. Sofro, AFMm, Sport & Cir. Med dan Networker Kebudayaan Halim HD dengan moderator Pengajar FKG UGM Dr. drg. Ahmad Syaify, Sp.Perio, Subsp RPID, FISID dan MC Maria Kadarsih hari itu dirasakan luar biasa. Tujuh puluh orang undangan, sebagian penulis buku, yang hadir di ruang rapat gedung DPRD DIY dan menyaksikan tayangan YouTube, mengapresiasi dan banyak memperoleh manfaat bagi kesehatan badan, jiwa, inspirasi dan kreativitas berkarya tulis.
Sekretaris DPRD DIY Imam Pratanadi yang hadir pada pembukaan diskusi menyatakan senang dan menyambut gembira kegiatan ini. Dia berharap lansia di Yogyakarta dapat menjuaga energi positif untuk terus produktif.
Dr Zaenal yang menyampaikan materi Menua, Sehat dan Bahagia memberikan banyak trik untuk tetap sehat di usia lansia. Antara lain agar lansia selalu berpikir positif, tetap beraktivitas (olah raga) secukupnya dan rutin, vokalisasi bersenandung, mampu menjaga stres, jangan suka marah tapi mudahlah tersenyum, menjaga keseimbangan 3 C yakni connection, compassion dan contribution.
Sedangkan Halim HD antara lain mengemukakan tentang konstruksi budaya tentang lansia dan tata ruang kehidupan, masihkah ada tata ruang favourable tapi sederhana bagi lansia di kampung dan wilayah urban, perkotaan untuk redezvous lansia? Masih adakah taman atau ruang yang (membuat) jenak bagi lansia? Apakah Malioboro dan Alun-Alun Lor maupun Alun-Alun Kidul Kraton Yogyakarta dapat dijadikan taman bagi lansia?
Sketsa di luar diskusi
Jauh sebelum peluncuran dan diskusi buku KITA LANSIA di DPRD DIY, Rabu (22/5) itu, dan sesudahnya sampai kini (paling tidak sampai tulisan ini dibuat), penggagas diskusi Ons Untoro dan Sinta Herindrasti selaku admin membuatkan whatsapp group (WAG) bagi para penulis buku tersebut. Tercatat, WAG yang beranggotakan 35 orang itu dibuat pada tanggal 8 Januari 2024. Dan WAG pun kemudian jadi riuh menyenangkan dengan chatting, foto, video dan lain-lain.
Berbagai macam informasi awal tentang penerbitan buku, informasi tentang literasi dan perbukuan, dinamika seni budaya, infomasi tentang kesehatan (tentu saja bagi lansia), tenang pengendalian diri dan wisdom, karya puisi dan esai, review film, tentang Magic Finger dari Jepang untuk mengatasi lima emosi dasar, diskusi tentang cover buku yang dirancang Vincensius Dwimawan, kenangan berburu buku dan majalah lawas, kenangan saat jadi wartawan di lapangan, serta guyunan segar terus menerus mengguyur layar WAG.
Bagi yang belum (saling) kenal menjadi kenal, sedangkan yang sudah kenal tapi lama tidak jumpa jadi tambah akrab. Khusus tentang lansia, sering ditampilkan sosok-sosok berusia di atas 100 tahun yang tetap aktif berdinamika dan berkarya. Ini tentu saja memacu semangat lansia muda dan lansia madya yang jadi anggota WAG ini.
Ada pula tentang tayangan video pentingnya beraktivitas rutin dan melatih otak supaya tetap bekerja dan tidak cepat pikun; esai lama Halim HD tentang Yang Hilang di Makassar dan Sebuah Buku dan Cinta kepada Kota yang menarik dibaca; informasi dari Sutirman Eka Ardhana adanya sebuah majalah bulanan di Jakarta yang akan berhenti terbit; foto seorang ibu lansia yang tekun membaca buku KITA LANSIA dan diberikan komentar : Cocok bukune pak; Mars Lansia Masa Tua Bahagia; sapaan Selamat Pagi : Kita Sudah Cukup Tua untuk Mempersoalkan tentang Sakit Hati, yang kita jaga sekarang BAHAGIA DI HATI.
Sebelumnya disampaikan sapaan begini : Tidak semua orang berkesempatan menjadi tua, karena itu nikmati masa tua kita dengan bersyukur dan berdoa.
Kemudian tayangan begini, Saya jadi belajar banyak dari grup ini. Saya tidak berbahasa Jawa, tapi mengerti sedikit-sedikit. Jadi mengikuti mesti tebak-tebakl seperti teka-teki. Untung ada foto-foto – tulis Dewi Anggraeni.
Sedangkan Ons Untoro menulis : Ada beberapa buku bersama yang hampir setiap bulan saya terbitkan bersama Tonggak Pustaka dan Sastra Bulan Purnama. Mungkin bagus juga setiap bulan Mei, kita lansia menulis buku dengan tema yang disepakati bersama. Karena saya tahu teman-teman yang menulis dalam buku KITA LANSIA juga menulis di tempat lain. Jadi satu tahun sekali bertemu sambil menulis, menyehatkan.
Jadi, sampai bertemu lagi dalam karya di bulan buku Mei, tahun depan dan seterusnya ya? (Y.B. Margantoro, Wartawan dan Pegiat Literasi)