bernasnews – Teknologi ke arah digitalisasi saat ini berkembang sangat pesat. Bahkan perubahan yang terjadi telah merubah gaya hidup baru masyarakat yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik.
Ada berbagai perubahan yang terjadi baik sebagai dampak positif dan negatif, hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam kehidupan manusia di era digital saat ini. Salah satu yang terlihat pada media massa yang mendorong perubahan dalam penyampaian informasi dimana masyarakat Indonesia sangat cepat menerima perkembangan teknologi yang terjadi.
Tentu hal ini harus disikapi dengan bijak, utamanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Ini digital harus disikapi dengan sungguh-sungguh, agar era digital membawa manfaat bagi kehidupan. Sejalan dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam keluarga, hal tersebut harus menjadi media utama untuk memahami dan memperlakukan teknologi dengan baik dan benar. Oleh karena itu pemahaman tentang dampak positif dan dampak negatif digitalisasi yang sedang terjadi harus ditanamkan bagi keluarga-keluarga di Indonesia,” ujar Pemerhati Masalah Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan, Dra Prima Sari, FLMI, dalam keterangan yang diterima, Sabtu (13/1/2024).
Prima menilai masyarakat DIY saat ini sangat mampu dan siap untuk menerapkan digitalisasi ekonomi pada aktivitas perekonomian. Menurut dia, setiap orang sudah mampu untuk memanfaatkan digitalisasi sesuai dengan apapun profesinya, terutama pelaku usaha.
“Ada beberapa hal yang saat ini sedang diupayakan peningkatannya. Bagaimana nanti koperasi UKM akan kita arahkan hingga benar-benar menjadi wirausaha yang handal, wirausaha yang mapan, dan wirausaha pemula yang menjadi wirausaha mapan. Ini yang menjadi parameternya,” kata dia.
Pemerintah DIY sendiri telah meluncurkan beberapa aplikasi sebagai akses sistem Informasi Pembinaan Koperasi dan Pelaku Usaha. Sejak diluncurkan 4 tahun silam, kini tercatat 344.000 pelaku usaha yang sudah tergabung. Mereka dengan kesadaran sendiri memilih tergabung dalam program aplikasi-aplikasi tersebut, sesuai dengan pendataan.
“Kita melihat sejauh mana data potensi pemetaan dari para pelaku UMKM yang salah satu aspeknya adalah pemanfaatan IT. Pemanfaatan IT dari para pelaku UMKM ini bentuknya memang bermacam-macam. Nah aplikasi-aplikasi ini menjadi salah satu parameter untuk menilai sejauh mana digitalisasi bisa memegang kendali atas pertumbuhan ekonomi keluarga berbasis digital,” tutur dia.
Lebih lanjut, Prima juga menilai Yogyakarta telah berupaya untuk memberikan fasilitas terhadap masyarakat untuk meningkatkan literasi digital.
Salah satu yang terlihat adalah dengan melengkapi sarana dan prasarana seperti fiber optic yang diperuntukan untuk penyediaan jaringan internet. Menurutnya, hal ini sangat diperlukan mengingat banyak pelaku usaha yang berada di daerah yang belum tersentuh dengan internet. Hal ini bisa dikatakan kendala utama untuk pengembangan digitalisasi ekonomi.
“Menurut kami, jika tidak tersedia jaringan internet maka digitalisasi ekonomi tidak akan berjalan. Daerah yang belum terjangkau dengan internet tentu akan menghalangi perkembangan. Perkembangan teknologi sudah saatnya dimanfaatkan secara bijaksana dalam meningkatkan derajat kehidupan masyarakat, terutama keluarga. Beradaptasi di era digital sudah menjadi keharusan bagi keluarga agar tidak terlindas oleh kemajuan zaman. Mari kita sama-sama bergerak maju beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan menjadikan teknologi sebagai sahabat keluarga untuk menuju kehidupan keluarga yang lebih baik dan sejahtera,” pungkasnya. (lan)