News  

Memahami Politik Identitas

Buku “Kuasa Di Balik Identitas” karya Martinus Joko Lelono, Pr. (Foto : Istimewa)

bernasnews – Buku Kuasa Di Balik Identitas karya Martinus Joko Lelono, Pr. (Penerbit Pohon Cahaya Yogyakarta, 2023) ini terdiri dari empat bagian dengan perincian sebagai berikut: Bagian Pertama, membahas tentang Memahami Identitas, Bagian kedua, Pembentukan Identitas, Bagian ketiga, Identitas dan Kepentingan, dan Bagian keempat, Panggilan Kritis di Era Permainan Identitas.

Buku setebal 188 halaman ini sangat menarik untuk dibaca oleh kita semua yang berada dalam kemajemukan masyarakat bangsa dan Negara Indonesia yang tercinta ini. Harapannya, agar kita mengerti dan memahami setiap aktor di balik permainan identitas yang dikembangkan dengan tujuan-tujuan tertentu. Apalagi, kita sedang melaksanakan Pesta Demokrasi 2024, buku yang diberi pengantar J. Haryatmoko, SJ ini terasa sebagai kado yang pas.

Aktor-aktor politisasi identitas memiliki tujuan serta kepentingan pribadi maupun golongan yang ingin merusak keberagaman masyarakat dalam kehidupan yang damai.

Saudara di dalam kemanusiaan

Bagian pertama, Memahami Identitas – Memahami identitas yang beragam antar satu orang dengan orang lain sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu setiap manusia dengan berbagai identitas yang melekat, patut dihargai dan dihormati sebagai hak dasar kemanusiaan kita, sebagaimana pernah disampaikan oleh Ali bin Ali Thalib bahwa, “Mereka yang bukan saudaramu di dalam agama, adalah saudaramu di dalam kemanusiaan”. Begitu juga dengan apa yang disampaikan oleh Mgr. Soegijapranata yaitu, “Kemanusiaan itu satu, kendati berbeda bangsa, asal usul  dan ragamnya, berlainan bahasa dan adat istiadatnya, kemajuan dan cara hidupnya, semua merupakan satu keluarga besar.” 

Bagian kedua, Pembentukan Identitas – Pembentukan identitas seharusnya berkaitan dengan tenggang rasa, menghormari perbedaan, toleransi, kesetiakawanan sosial,  dan gotong royong. Semua ini sudah merupakan tradisi dan kebiasaan dari nenek moyang kita sejak dulu kala, bahkan sudah tercantum dalam dasar negara kita bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Namun, dasar yang sudah baik itu masih diporak-porandakan oleh segelintir orang yang ingin merusak keberagaman dan kedamaian dalam kehidupan dengan memasukkan ideologi-ideologi baru yang bertujuan merusak tanpa kita menyadarinya. 

Bagian Ketiga, Identitas dan Kepentingan – Permainan identitas tak jarang memiliki latar belakang kepentingan di baliknya. Politik identitas dalam berbagai bentuknya merupakan sebuah upaya mengambil keuntungan dari sebuah persatuan atau perpecahan antar identitas di tengah masyarakat. Memahami permainan di dalam pembentukan identitas memungkinkan kita untuk memiliki sikap kritis dalam menimbang permainan identitas yang tidak asing lagi dari kehidupan sehari-hari kita. Sebagai warga masyarakat baik itu perorangan ataupun bersama patut membentengi diri dengan literasi berupa pengetahuan dan pemahaman yang kuat sehingga kita tidak akan mudah untuk terjerumus dalam politisasi identitas yang bertujuan memecah belah warga bangsa yang rukun dan damai.

Bagian Keempat: Panggilan Kritis di Era Permainan Identitas – Di tengah arus informasi yang begitu massif masyarakat modern perlu memiliki sikap kritis terhadap sebuah informasi. Menerima begitu saja tanpa menelaah dan mengolah sebuah informasi terlebih dahulu merupakan sebuah tindakan yang kurang baik sebagai seorang manusia yang memiliki peradaban. 

Di era informasi digital yang semakin merajai kehidupan dunia, kita sebagai warga masyarakat bangsa baik pribadi maupun kelompok perlu pemahaman terhadap permainan-permainan identitas yang sering digunakan oleh para pemain yang dengan inovasi dan kreativitas akan menjerumuskan kita sebagai masyarakat pada sebuah percekcokan atau bahkan konflik tidak berujung.

Patut membentengi diri 

Masyarakat literat di era digital canggih ini sangat dibutuhkan untuk menyeleksi setiap informasi yang mengalir secara liar yang dimainkan oleh para pemain dengan tujuan politisasi identitas yang tidak memiliki moral. Kita sebagai warga negara yang baik patut membentengi diri dengan pengetahuan yang cukup melalui pengetahuan dan pengalaman yang dapat kita pelajari dari berbagai sumber termasuk melalui membaca buku Kuasa Di Balik Identitas karya Martinus Joko Lelono, Pr. ini. 

Kita patut memilih dan memilah berbagai informasi yang mendatangi kita melalui berbagai media yang kita miliki. Kita perlu menggunakan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, serta kecerdasan spiritual kita dengan maksimal untuk memahami dan menelaah agar tidak salah menanggapi para pemain yang semakin profesional dalam melakukan politisasi identitas. (Yoseph Nai Helly, Redaksi MALIGU, Pustakawan STPN Yogyakarta)