bernasnews – Ribuan pesilat memeriahkan agenda Pencak Malioboro Festival ke-7 yang digelar pada 10-11 November 2023 di seputaran kawasan Malioboro.
Kegiatan tahunan berskala internasional itu didorong mampu membangkitkan, melestarikan sekaligus mempopulerkan kembali pencak silat sebagai warisan budaya bangsa Indonesia.
Salah satu Panitia Pencak Malioboro Festival 2023 Antok Sugiarto mengatakan pemilihan tema bertajuk ‘Beragam Tidak Harus Seragam, Tetap Bersatu Dalam Perbedaan’ itu bertujuan merangkul semua elemen pencak silat tradisional.
Selain itu mereka ingin mengangat keberagaman aliran hingga perguruan pencak silat di Indonesia. Tentunya dengan keberagaman yang sangat mewarnai Nusantara
“Kita ingin mengangkat pencak silat tradisional yang belum terdengar oleh masyarakat umum, dan mengangkat ekonomi guru-guru kita,” ujar Panitia Pencak Malioboro, Antok Sugiarto, Sabtu (11/11/2023), malam.
Setidaknya PMF 2023 kali ini diikuti tidak kurang 50 perguruan silat. PMF tahun ini tidak hanya diisi beragam kegiatan di antaranya lomba koreografi pencak silat tradisional, workshop yang berlangsung di tempat terbuka supaya khalayak ramai maupun wisatawan melihat keunikan pencak silat tradisional tetapi juga digelar bazar dan kaulan.
Antok menyebut gelaran ini juga ingin mengedukasi khalayak luas, terutama tentang sejarah dan perkembangan pencak silat saat ini. Produk kearifan lokal yang akhirnya bisa mendunia dengan petualangan para pendekar jawara ke berbagai pelosok.
Saat ditanya terkait yang membedakan dari gelaran sebelumnya, Antok menuturkan uniknya untuk tahun ini kirab atau pawainya ditiadakan.
Hal itu atas pertimbangan berdekatan dengan tahun Pemilu 2024 dimana mereka ingin mengantisipasi dan menghindari gesekan kepentingan kelompok. Khususnya yang terkait dengan isu politik.
“Kita juga mengurangi residu dari kejadian sebelumnya,” ucap dia.
Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Eko Aris Nugroho mengaku event seni dan budaya Pencak Malioboro Festival (PMF) yang telah mulai diselenggarakan sejak tahun 2012 itu memiliki peluang yang sangat terbuka untuk menjadi agenda tahunan.
Oleh karenanya, ia meminta kepada siapa saja yang terlibat untuk dapat mempersiapkan itu karena masih diperlukan kesepakatan terlebih dahulu terutama terkait dengan waktu penyelenggaraan yang tepat
“Sangat bisa (menjadi agenda tahunan). Cuman memang kita berharap, waktu maupun berkaitan dengan aktivitas harus betul-betul disepakati dulu, karena yang datang di sini tidak hanya dari Yogyakarta tapi termasuk dari luar Yogyakarta,” pungkasnya. (lan)