bernasnews – Pembelajaran paska pandemi lebih dari dua tahun ternyata masih menyisakan PR bagi para guru dan peyelenggara pendidikan terutama tingkat Sekolah Dasar (SD). Meskipun selama pandemi pelaksanaa kegiatan belajar mengajar juga telah disiasati dengan teknologi.
Selain itu, anak atau siswa dituntut tidak hanya pandai dalam bidang akademik yang didapat di sekolahan namun juga pendidikan karakter, akhlak, maupun pengetahuan-pengetahuan lain yang bermanfaat dari pembelajaran di luar sekolah.

Oleh karena itu, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Jetis Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Implimentasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kegiatan yang kali pertama dilaksanakan ini menggandeng forum ‘Nyawiji Edukasi’ untuk pengenalan satwa, bertempat di halaman sekolah, Jalan Pasiraman No. 2, Kota Yogyakarta.
“GSM ini bertujuan untuk memotivasi anak agar mau bersekolah, khususnya untuk anak-anak siswa kelas bawah, kelas 1 dan kelas 2. Mereka masih sering malas-malasan untuk sekolah karena sewaktu pandemi masih sekolah TK dan aktifitas pembelajaran masih daring (online). Juga supaya siswa tidak bosan,” kata Novia Kuswandari, S.Pd yang didampingi Diana Peggy Putinella, SE, S.Pd selaku PJ. Acara Proyek Sekolah, Rabu (16/11/2022).
Lanjut Diana Peggy menambahkan, bahwa SD Negeri 1 Jetis Yogyakarta yang dipimpin Ibu Suwarti, S.Pd selaku Kepala Sekolah adalah salah satu sekolah POP Gerakan Sekolah Menyenangkan, dari 10 Sekolah Dasar yang terpilih se-Kota Yogyakarta.
“Ada empat aspek, yang salah satunya adalah keterhubungan dengan masyarakat atau orang tua murid yang menjadi prioritas dalam kegiatan GSM ini. Orang tua dihadirkan dalam pembelajaran sebagai guru model (guru tamu) dan kali pertama mengundang orang tua siswa yang berkiparah dalam dunia satwa,” terang dia.
Sementara, Novia Kuswandari yang juga Guru Kelas 3 mengungkapkan, bahwa dalam kegiatan GSM dan IKM setiap kelas di SD Negeri 1 Jetis pada semester pertama harus ada acara Proyek Sekolah, seperti Kelas 1 berkegiatan menanam sayur bayam dan memasak bayam, Kelas 2 belajar Budaya Nusantara, seni tari dan busana, Kelas 3 menanam kangkung dan memasaknya.
Sedangkan untuk Kelas 4 budidaya ikan lele, Kelas 5 pembelajaran pemanfaatan barang bekas atau daur ulang, dan Kelas 6 budidaya tanaman apotik hidup, diantaranya menanam jahe merah. “Selain itu, juga kegiatan literasi mengingat masa pandemi dua tahun juga berdampak pada siswa dalam kelancaran membaca,” pungkas Novia. (ted)