Di Tengah Keterbatasan Fisik, Isti Mampu Keluar dari Zona Nyaman

Isti (Kanan) saat melayani customer yang memesan produk cetak di tempat usahanya. (Foto: Kiriman Gabriela Prharani)

bernasnews — Desain grafis adalah suatu ketrampilan yang tidak semua orang bisa menguasainya. Salah satu cara untuk bisa menguasainya adalah mengikuti pelatihan, seperti yang dilakukan oleh Isti. Isti mulai menekuni bidang desain grafis juga diawali dengan mengikuti pelatihan.

Setelah mengikuti pelatihan di bidang desain grafis, Isti bekerja di sebuah percetakan selama 8 tahun. Karena ingin mencoba hal yang baru, Isti pun membuka usahanya sendiri yang diberi nama Galery Isti Printing. Berlokasi di Palihan, RT 01, Sidomulyo, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY.

Selama membuka usahanya sendiri, Ia terus mencoba hal – hal baru. Selain menerima desain dan cetak banner, undangan, dan sebagainya, Isti juga menerima pesanan handycraft dan bucket. Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2020 ini telah banyak menghasilkan karya yang indah. Hasil karyanya yang selalu diunggah di Instagram miliknya.

Beberapa karya Isti yang dipajang di tempat usahanya Galery Isti Printing. (Foto: Kiriman Gabriela Praharani)

“Saya ingin mencoba hal – hal baru, karena dulu saat bekerja di percetakan saya hanya mengetik saja. Kalau membuka usaha sendiri banyak yang bisa saya kerjakan, seperti menerima desain, handycraft, dan bucket, “ ujar Isti saat ditemui penulis.

Isti ingin mengembangkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. “Bahwa segala sesuatu yang dapat menghasilkan uang (halal) maka akan saya kerjakan,” tegas dia.

Semangat pantang menyerah inilah yang perlu kita contoh, disaat ia mengalami kelainan genetic, kerdil atau dwarfisme. Isti tetap mau untuk mencoba hal yang baru dan tidak ingin bertahan di zona nyaman. Kita seakan disadarkan bahwa kita harus berani keluar di zona nyaman.

Isti berpesan, bahwa jangan takut untuk mencoba hal – hal yang baru dan keluarlah dari zona nyamanmu. Kita tidak tau seperti apa hasilnya jika kita tidak mencobanya terlebih dahulu. “Jangan mendengarkan cibiran orang tentangmu, tetap lakukanlah usahamu selagi hal tersebut merupakan hal yang positif,” tandasnya. (Gabriela Praharani, Mahasiswa Prodi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta)