BERNASNEWS.COM – Siswa/siswi SMA Santo Mikael Warak, Sleman mengikuti pembinaan mental spiritual di Java Village, Karang Kepuh, Pandowoharjo, Sleman, DIY, Kamis 28 September 2021. Pembinaan spiritual ini menghadirkan Tim Nawayaksa In Hi Train (Integrated High Impact Training).
“Kegiatan ini menjadi salah satu sapaan dan perhatian dalam bentuk pembinaan mental spiritual bagi para siswa SMA Santo Mikael, Warak. Semoga melalui kegiatan ini, para siswa semakin bersukacita dalam mengisi masa muda mengembangkan dan meraih cita-cita serta semakin menjadi orang muda kristiani dan nasionalis,” tutur CB Ismulyadi SS.MHum selaku Penyelenggara Bimas Katolik, 2 November 2021.

Sementara ILD Tjatur Nugroho SH selaku wakil kepala sekolah mewakili SMA Santo Mikael, Warak mengucapkan terima kasih kepada Penyelenggara Bimas Katolik Kankemenag atas terselenggaranya acara ini. “Semoga pembinaan mental spiritual ini sungguh menjadi kesempatan bagi para siswa untuk semakin mengenal jati diri sebagai orang muda kristiani sekaligus warga negara Republik Indonesia,” kata Tjatur.
Dalam materi “Aku, Kristiani dan Nasionalis”, Bebet Darmawan mengajak para siswa menyadari diri sebagai ciptaan Allah yang mulia. “Dalam diri kita terdapat banyak hal positif yang dapat kita kembangkan dan sumbangkan bagi masyarakat dan negara,” ujar Bebet.
Pembinaan bagi siswa menjadi kian menarik ketika Donny menyampaikan materi “Orang Muda Sukses dan Bahagia”. Donny membagikan pengalaman hidup, mengajak refleksi, menulis dan membacakan harapan dan cita-cita masa depan.
Pada materi “Orang Muda Berprestasi dan Mandiri”, Agustinus Prih mengulik fenomena Generasi Z di tengah RI 4.0 & menyongsong Bonus Demografi. “Kondisi seperti itu tentu menantang kita untuk mensikapi dan menggunakan sarana media digital secara lebih bijak,” pesan Gus Prih.
AA Kunto A mengawali materi “Orang Muda Kreatif dan Inovatif” dengan mengajak para siswa untuk menyerukan Sumpah Pemuda; Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
“Sebagai orang muda, kita perlu memiliki hal baru yang bersifat positif (kreatif), mempunyai nilai tambah untuk diri sendiri dan orang lain, masyarakat dan bangsa (inventif), dan apa yang kita gagas atau ciptakan mampu menarik banyak orang untuk mengikuti atau menggunakannya (inovatif),” kata Kunto. (*/lip)