News  

Kominfo Dorong Generasi Muda Buka Wawasan

BERNASNEWS.COM – Generasi muda Indonesia diajak untuk bergabung dalam Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Sebab lewat gerakan itu, pemerintah ingin membuka wawasan bagi generasi muda agar tidak sekadar menginginkan pekerjaan, tetapi lebih pada menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

“Inilah yang kita lakukan. Kta ada seminar dan pelatihan, meski Gerakan 1000 Startup ini berbasis tematik dan daerah. Jadi ada 20 daerah yang sudah ditargetkan, karena kita memahami local wisdom yang bisa digali,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam Konferensi Pers-Ignition Gerakan Nasional 1000 Startup Digital secara virtual, dari Badung, Bali, Sabtu (25/9/2021).

Menurut Semuel Abrijani Pangerapan, Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital memiliki 6 tahapan dalam melatih para calon founder sebelum mendirikan perusahaan rintisan digital. Enam tahapan tersebut antara lain Ignition, Networking, Workshop, Hacksprint, Bootcamp dan Incubation

Semuel yang dikutip Bernasnews.com dari laman kominfo.go.id mengtakan, salah satu syarat penting yakni meningkatkan kolaborasi. “Ignition untuk membakar semangat dulu, kemudian diajarkan untuk networking. Karena yang namanya inovasi karena kolaborasi, makin berkolaborasi makin cepat berinovasi,” ujar Semual. 

Dengan meningkatkan kolaborasi tentu memiliki background yang bisa memberikan solusi dan langkah-langkah membuat startup. “Kemudian kita membuat workshop untuk mengajarkan bagaimana membangun startup-nya dari bawah, setelah itu baru buat prototipe lewat hacksprint dan kemudian masukkan ke bootcamp untuk mengasah dan melihat market validition,” kata Semuel.

Dikatakan, 5 tahapan sebelumnya bertujuan untuk mengasah calon-calon pendiri startup mengenai bagaimana membuat suatu produk sebelum masuk ke tahapan incubation. “Ini tahapan yang diajarkan dan diharapkan makin banyak solusi yang diciptakan oleh teman-teman untuk menyelesaikan permasalahan yang ada,” kata Semuel.

Menurut Semuel, pandemi Covid-19 harus menjadi momentum untuk mengeksplorasi dalam mengembangkan startup di Indonesia dengan menggalakkan gerakan-gerakan startup digital. “Sebenarnya gerakan itu sudah ada, pertama jumlah pengguna internet kita bertumbuh, itu berarti aktifitas mereka sudah di dua ruang, ruang digital dan ruang fisik,” katanya.

Dengan memanfaatkan ruang digital dan ruang fisik untuk produktifitas, kepercayaan masyarakat akan pengembangan kapasitas generasi muda Indonesia juga lebih dominan, terutama aktifitas setiap orang hampir 9 jam dihabiskan di ruang digital. “Realitas manusia sekarang ini adalah hyper connected antara ruang fisik dan ruang digital, artinya ada peluang di sana, mereka sudah mulai. Ada masyarakat yang cerdas juga, unnecessary mobility itu mungkin gak perlu,” kata Semuel.  

Dikatakan, saat ini merupakan era di mana hampir semua aktifitas dilakukan secara cepat dengan memanfaatkan ekosistem teknologi dan ruang digital, misalnya perubahan terhadap gaya hidup dan cara memesan apapun melalui beragam platform digital.

“Konsumen adalah raja, ya kita dilayani benar-benar di depan pintu, datang barangnya. Ini polanya sudah mulai berubah. Karena unnecessary mobility ini harus ditekan, kalau memang tidak tidak perlu melakukan itu, apalagi shoping-shoping sekarang sudah bisa browsing, bisa melihat dan membandingkan (produk),” kata Semuel. (lip)