BERNASNEWS.COM – Hanya dalam waktu kurang dari 15 menit, 3 Guru MTsN 6 Kulon Progo, Ani Romadhoni, Nursinah dan Sutanto, berhasil memenuhi tantangan membuat puisi dalam waktu kurang dari 15 menit dalam workshop yang digelar secara daring oleh Komunitas Yuk Menulis (KYM).
Founder KYM, Vitri Mardiyati, Selasa (14/7/2020) menjelaskan, ratusan peserta berhasil memenuhi tantangan yang diberikan yaitu membuat puisi kilat hanya lima belas menit. Karya ratusan peserta yang ikut workshop tersebut rencananya akan diterbitkan menjadi buku antologi. Keberhasilan para peserta tak lepas dari kiat yang diberikannya berupa “Kamus Impian.”

Menurut perempuan yang telah menerbitkan ratusan buku solo ini, Kamus Impian merupakan buku kecil yang berisi catatan kata-kata yang klik dengan pembuatnya. Kata bisa diambil dari puisi yang sudah ada atau dari syair lagu yang bagus. “Kata yang diambil dari Kamus Impan itulah yang digunakan sebagai kata kunci/ ide untuk membuat sebuah puisi,” terang Vitriya.
Sutanto mengaku banyak terbantu dengan tips yang diberikan founder KYM itu. Ia pun membuat kumpulan kata dari syair lagu Ebiet G Ade, karena syair lagunya sangat puitis, sehingga layak dijadikan rujukan.
Terkait dengan tantangan saat workshop Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Panyipatan, Tanah Laut Kalsel, Harlinah M.Pd membuat puisi “Kau yang Kembali dan Wijaya Kusuma.” Sementara Guru MTs Negeri 4 Kulon Progo Ambar Suryaningsih membuat puisi “Kembali Mengingat pada-Nya dan Sepeda Butut Rere.”
Ambar merasakan keseruan saat ikut kegiatan daring, karena mendapat tambahan wawasan menulis, dapat mencurahkan isi hati, rasa dan bebas berekspresi. “Sebagai guru matematika, hal yang kemarin dirasa sulit untuk membuat puisi, ternyata dengan bimbingan dan arahan dari mbak Vitriya Mardiyati membuat puisi menjadi sangat mudah. Berpuisi juga dapat sebagai obat terapi. Pikiran tegang dan stress bisa menjadi fresh,” ujarnya.
Guru yang tinggal di Perumahan Wahana Praja I no.63, Ngapiyati, mengaku penuh perjuangan ikut workshop, karena saat ini memiliki dua anak balita. Dua hari ia terlambat mengikuti workshop karena terlelap saat menidurkan si kecil dan harus membaca isi whatshap, seribu chat lebih.
“Saya tidak pantang menyerah, saya cari ide malam itu juga, baca google dan ingat-ingat peristiwa yang pernah terjadi dalam hidup saya. Saya buka album foto, lihat sekeliling rumah. Saya berdoa semoga bisa menyelesaikan tantangan dari Bu Vitriya. Dan sambil memasak,menyapu, saya cari ide agar bisa pas dalam memilih kata kata. Dan Alhamdulillah saya bisa kirim sesuai deadline,” ungkap Ngapiyati penuh semangat.
Guru di SMK Negeri 1 Girisubo Dewi Christiana SPd membuat puisi “Tujuan Hidup dan Pensil Warna. Dewi yang tak punya pengalaman membuat puisi sebelumnya, merasa kaget. Awalnya dia mengira akan diberikan materi yang membosankan namun ternyata dikemas dengan sangat menarik, menyenangkan dan penuh rasa kekeluargaan.
“Tantangan yang sering diberikan narasumber adalah membuat puisi dengan dibatasi waktu hanya 15 menit. Untuk saya yang baru pertama kali menulis puisi, tantangan ini membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Dalam waktu singkat harus mendapatkan kata yang klik di hati dan dituangkan dalam sebuah puisi, belum lagi sikecil yang minta ditemani bermain. Saya tidak menyangka sama sekali perjuangan berbuah manis dan menjadi candu untuk terus menerima tantangan menulis puisi. Bahkan ternyata si kecil yang sedang menggambar pun bisa menjadi ide untuk menulis puisi. Luar biasa, itu yang saya rasakan saat mengikuti worshop dan tidak sabar untuk bisa menulis buku solo,” jelasnya puas. (Drs Sutanto, Guru MTsN 6 Kulon Progo)