BERNANEWS.COM – Lima nominator pemenang lomba pembuatan film dokumenter pelajar SMA/K, MA dan sederajat se-Kabupaten Sleman yang diadakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman diumumkan di kantor setempat, Selasa (14/7/2020) siang. Lomba yang mengangkat tema Kabupaten Sleman Bebas Sampah 2020 tersebut memperebutkan tropi, piagam penghargaan dengan total hadiah Rp 17 juta. Lomba diikuti 20 sekolah dengan 22 karya yang diterima panitia penyelenggara.
Lomba yang digelar sejak 10 Maret 2020 lalu itu menetapkan 5 nominator yang berhak mengikuti seleksi selanjutnya guna menetapkan pemenang juara 1,2,3, juara harapan 1 dan harapan 2. Kelima nominator tersebut adalah SMAN 1 Sleman (2570), SMA Kolese De Britto (2538), SMKN 1 Godean (2534), SMAN 1 Prambanan (2529) dan SMK Muhammadiyah Prambanan (2515).
Kasie Pengembangan Kapasitas dan Peran serta Masyarakat (Bangtas Ranmas) DLH Sleman sekaligus penyelenggara event lomba E Mustika Dewi SH mengatakan, dari lomba film dokumenter yang dibuat oleh para pelajar SMA/K/MA dan yang sederajat di Sleman tersebut diharapkan mampu menggugah kesadaran para pelajar untuk kian peduli lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah di sekolahnya.
“Kami berharap film ini sebagai sarana edukasi yang efektif untuk mengurangi sampah di sekolah masing-masing, khususnya sekolah Adhiwiyata yang ramah lingkungan,” katanya.
Lomba film dokumenter tersebut menetapkan 5 kriteria penilaian, mulai dari materi cerita, kualitas gambar, kualitas suara, editing dan artistik. Masing-masing film berdurasi 7-10 menit dengan pengambilan gambar di sekolah peserta serta beberapa lokasi di Sleman. Sedang dewan juri terdiri dari DLH Sleman, Dinas Kebudayaan Sleman, Dinas Pendidikan/ Dikmen Sleman, Kemenag Sleman, Humas Sleman, pemerhati lingkungan, dan praktisi media.
Salah satu anggota dewan juri yang juga praktisi media dari MMTC Sadono mengungkapkan perlu adanya pembelajaran tentang pembuatan film dokumenter bagi para pelajar. “Dalam film dokumenter sebaiknya tidak perlu ada narator. Sifatnya mengalir saja. Narasumber yang dipilih pun tidak harus tokoh tertentu yang sudah terkenal, bisa siapa saja. Cerita dan alur biarkan saja terbangun secara natural. Sehingga tidak ada kesan penonton didirected oleh narator.Tentu ini butuh latihan,” terang Sudono.
Anggota juri dari Humas Sleman Ivhal Ilyas mengatakan sejumlah film yang terkirim masih terkesan ada dominasi guru menjadi tokoh utama. Sedang para siswa yang harusnya menjadi tokoh utama masih kurang diberi peran. “Sesungguhnya jika para pelajar ini diberi peran lebih banyak, ide-idenya akan lebih “liar” dalam konteks lebih bagus,” tegas dia.
Seleksi terakhir kelima nominator akan digelar pada 23 Juli 2020 di DLH Sleman. Para nominator wajib mempresentasikan film yang dibuat di hadapan dewan juri untuk menentukan pemenang. Lomba pembuatan film dokumenter bertema lingkungan yang diikuti oleh pelajar tersebut, setidaknya telah memberi ruang edukasi bagi publik juga para pembuatnya. (AG Irawan)