BERNASNEWS.COM – Tiga pihak bersinergi mewujudkan kasih kepada sesama. Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) DIY, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD DIY dan Pusat Pastoral Mahasiswa (PPM) DIY bersama-sama berbagi kasih berupa pemberian paket sembako kepada warga di tiga dusun, wilayah Desa Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Tiga dusun ini yakni Semagung, Promasan dan Kajoran berada di sekitar tempat peziarahan umat Katolik yang dikenal dengan nama Gua Maria Sendangsono.
Penyerahan bantuan sembako dilakukan di Balai Dusun Semagung,Jumat (29/5/2020), masing-masing oleh Ketua DPD WKRI DIY Gloria Sawabi, Ketua PPM DIY Romo Ferdinandus Effendi Sunur SJ dan Ketua FMKI DIY Hari Sarwoto kepada tiga kepala dusun. Tiga kepala dusun yang mewakili warga adalah Kepala Dusun Promasan Filaus Sukardi, Kepala Dusun Semagung Karjono, dan Kepala Dusun Kajoran Sutartono. Satu paket sembako berisi beras 5 kg, mi telor, minyak goreng, teh, sabun cuci, energen dan kerupuk.
Gloria Sawab didampingi beberapa pengurus WKRI Cabang Wates, Pelem Dukuh dan Samigaluh mengungkapkan, paket sembako ini merupakan tanda cinta kasih. “Tolong tidak dilihat berapa banyaknya, tapi ini merupakan wujud cinta kasih kami untuk saling berbagi berkat,” tuturnya.
Ketua PPK Romo Effendi sebelum memberikan berkat untuk sembako yang akan dibagikan meminta warga untuk menerima tanda kasih ini dengan gembira.
Menyambut tanda kasih berupa paket sembako itu Kepala Dusun Promasan Filaus Sukardi mewakili kepala dusun lainnya, menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada warganya. “Apapun wujudnya kami mengucapkan terima kasih dan siap menyalurkannya kepada warga. Sembako ini sangat berguna bagi warga di tempat ini,” ujar Sukardi.
Ketua Tim Berbagai Kasih Elis Setyaningsih, yang sebelumnya berkoordinasi dengan Kepala Dusun Semagung Karjono mengungkapkan, mendapat informasi bahwa ada beberapa keluarga di sekitar Gua Maria Sendangsono yang terdampak krisis akibat wabah virus Corona. Penutupan Gua Maria Sendangsono membuat nol peziarah. Hal ini berakibat pada berkurangnya penghasilan warga yang selama ini mendapat tambahan penghasilan dari berjualan souvenir dan membuka warung makan. Dengan berbagai upaya, ia mengajak FMKI, WKRI dan PPM bersinergi untuk berbagi kasih kepada warga di sekitar tempat peziarahan ini. (Anton Sumarjana)