BERNASNEWS.COM – Mimpi Guru MTsN 6 Kulon Progo Drs Sutanto untuk menerbitkan buku solo akan segera terwujud. Melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) Klaten, guru seni budaya ini telah menyelesaikan naskah buku kumpulan cerita anak dengan judul Anggrek Vanda untuk Bunda dan saat ini tinggal menunggu proses cetak.
Sutanto mengaku puas, karena sudah lama memiliki keinginan menulis buku dan bisa diterbitkan, namun belum pernah tercapai. Baru setelah bergabung di KYM dia bisa mewujudkan mimpi menghasilkan buku cerita solo. “Pokoknya, dengan ikut KYM bisa menerbitkan buku cernak yang keren,” ungkap Sutanto kepada Bernasnews.com dengan penuh semangat.

Dalam buku solo perdananya tersebut, guru yang gemar maincCatur ini menuliskan 10 cerita yang mengandung nilai pendidikan, dengan judul Anggrek Vanda untuk Bunda, Buah Kejujuran, Sajadah dari Kakek, Peluit Kak Pandu, Ayahku Seorang Dalang, Pak Dokter Membuatku Tidak Minder, Jembatan Goyang, Ayam Nenek Jadi TV, Pisang Goreng Bebas Corona dan Sampah Jadi Berkah.
Latar belakang tokoh cerita semuanya anak usia Sekolah Dasar, karena sasaran pembaca yang akan dibidik adalah anak seumuran itu. Tema ceritanya bervariasi tentang bunga anggrek, situasi pembelajaran di sekolah, pramuka, budaya tradisional, Covid-19 dan kebersihan.
Menurut Sutanto, tema tersebut diambil untuk mempermudah dirinya dalam berimajinasi. “Saat ini istri saya lagi senang menanam bunga anggrek vanda, lalu saya buat saja sebagai ide cerita. Kan nggak susah membayangkannya, sebab hal itu benar-benar dialami,” terangnya.
Tema pramuka dan catur juga dipakai sebagai tema cerita, dengan pertimbangan bahwa kedua hal tersebut sudah dilakoninya selama puluhan tahun, tentunya akan mempermudah dalam mengembangkan ide menjadi sebuah cerita dan seakan-akan menjadi kisah nyata.
Founder KYM Vitriya Mardiyati menambahkan, komunitasnya memfasilitasi anggotanya mulai dari proses penulisan, editing, pembuatan cover, pembuatan ISBN sampai dicetak. Tahapan tersebut memerlukan waktu minimal dua bulan. Dua minggu proses pembuatan naskah dan editing, pembuatan cover sekitar 6 hari, pengajuan ISBN sekitar 10 hari. Dan proses cetak bisa sampai sebulan menyesuaikan pihak penerbit. “Insyaallah buku cerita anak yang dibuat oleh lebih dari 100 penulis Juli awal siap dibagi.”
Penulis ratusan buku ini menjamin bahwa buku yang terbit
di KYM terjamin kualitasnya. “Naskah yang akan dicetak telah melewati banyak
perjuangan, sebab naskah mesti dibaca berulang-ulang oleh penulis, melewati
proses edit yang ketat, saya cek secara keseluruhan apakah ada unsur ujaran
kebencian atau tidak, dan pihak penerbitpun ikut membaca,” tandas Vitriya.
Sutanto menngungkapkan, selain dirinya beberapa anggota KYM lain juga telah siap menanti proses buku karyanya. Guru SMKN 1 Sanden, Farida Nur R membuat 6 cerita, memilih judul “Telur Asin Fitroh” yang bercerita tentang anak yang jenuh lama di rumah akhirnya punya inisiatif membuat telur asin.
Kepala Sekolah SD N Sariharjo, Ngaglik Juriyah SPd membuat judul bukunya “Kado Istimewa untuk Ibu” yang isinya tentang usaha seorang anak bernama Ulfa untuk mewujudkan impian ibunya membeli mukena sebelum wabah Covid-29. Setelah Covid-19 keinginan itu tidak dapat terwujud. Dengan uang tabungan Ulfah untuk membuatkan kue ulang tahun dan membeli mukena bordir ibunya saat menerima semuanya bahagia dengan berlinang air mata haru.
Guru MIN 1 Klaten Sri Muriningsih memberi judul bukunya “Berkah Stay at Home” yang berisi kisah kerinduan anak-anak sekolah untuk bisa sekolah lagi karena sudah hampir 2 bulan Stay st Home untuk pencegahan Corona.
Untuk membuat cerita yang unik dan menarik ternyata tidak mudah. Seperti yang dirasakan oleh Guru SDN Samirono Sri Lestari yang menulis kisah “Kejutan Manis untuk Chikal.” Ia harus menyendiri di kamar untuk mendaptakan ide yang cemerlang. Hal ini disebabkan karena ia masih harus mengasuh 2 anaknya.
“Alhamdulillah, meski sambil momong anak diberi kelancaran setiap hari bisa menulis satu cerita .Dan sampai deadline bisa selesai,” katanya.
Meskipun buku masih dalam proses dan siap dibagi Juli mendatang, namun para penulis sudah mulai mempromosikan melalui berbagai media. “Saya sudah menawarkan kepada beberapa teman terutama yang mengajar di sekolah dasar. Alhamdulillah tanggapannya bagus. Pokoknya semangat nulis terus,” kata Sutanto. (lip)