News  

Di Jogja Tidak Ditemukan Kasus ODP Naik jadi PDP

BERNASNEWES.COM – Wakil Walikota Yogyakarta selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan, selama 1-28 Maret 2020 di Kota Yogyakarta ada 9.000 orang sudah diperiksa di Puskesmas, RS Jogja dan RS Pratama. Sebagian dari mereka adalah baru pulang dari bepergian dan mungkin juga yang sudah mudik. Mereka yang diperiksa di Puskesmas, RS Jogja dan RS Pratama atas kesadaran sendiri. Mereka datang sendiri dan memeriksakan diri.

Dari 9.000 yang diperiksa tersebut, ada 267 ODP (orang dalam pemantauan), 9 PDP (pasien dalam pengawasan) dan 2 positif. Sementara dari dua yang positif ini, salah satunya sebenarnya sudah sehat dan sudah lewat masa inkubasi, tinggal menunggu hasil uji lab akhirnya saja.

Sebelumnya, di Keparakan ada balita positif dan dua orangtuanya PDP dan dalam satu rumah total 19 ODP. “Alhamdulillah semua sudah sembuh,” tulis Heroe Poerwadi melalui layanan pesan whatsapp kepada Bernasnews.com, Minggu (29/3/2020).

Dikatakan, yang 9 PDP itu, semula ada 23 orang namun 14 sudah sembuh. “Dan di Jogja tidak ditemukan kasus dari ODP naik jadi PDP,” kata Heroe Poerwadi.

Menurut mantan wartawan ini, hal ini semua terjadi berkat kerja keras Dinkes, RS Jogja, RS Pratama dan Puskesmas serta kesadaran masyarakat.

“Semuanya masih bisa ditangani. Kita terus berharap semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan kepada kita agar mampu mengatasi semuanya. Itulah kenapa kita masih mampu mengatasi. Di samping perlindungan Allah, kesadaran masyarakat yang pulang dari bepergian segera periksa, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan terus bersih dan semprot secara mandiri dan semangat. Atas kerja sama semua pihak, sehingga kita bisa terus menanganinya,” kata Heroe Poerwadi.

Dikatakan, sampai Sabtu (28/3/2020), sudah hampir 75 persen wilayah Jogja di kampung-kampung sudah melakukan semprot disinfektan. Dan hampir semua pertokoan, pasar, tempat publik menyediakan tempat cuci tangan. “Yang istimewanya dilakukan secara swadaya masyarakat. Sekali lagi, itulah istimewanya warga Yogyakarta,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta ini.

“Saya berharap dengan hal tersebut, kita selalu saling menjaga, saling melindungi dengan penuh kasih sayang. Saudara kita yang baru datang atau mudik, kita dorong untuk diperiksa di Puskesmas, kita dorong melakukan isolasi diri selama 14 hari. Hal itu karena atas kesadaran saling mengasihi dan melindungi untuk memberikan keselamatan bersama, keselamatan orangtua dan saudara-saudaranya, keselamatan tetangganya dan keselamatan seluruh masyarakat Jogja yang selalu terbuka dan saling menghormati,” kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jogja ini.

Heroe pun meminta warga bahwa apa pun yang terjadi masyarakat harus berpikir dengan jernih dan tidak panik. Dan kebijakan setiap daerah dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran virus Corona pasti berbeda-beda karena setiap kota kondisinya berbeda, kemampuannya dan masyarakatnya pun punya sikap yang tidak sama.

“Mari kita jaga Jogja agar terus bisa memutus mata rantai sebaran virus Corona karena kebersamaan kita semua. Karena kasih sayang di antara kita semua, karena keinginan untuk saling menyelamatkan seluruh masyarakat Yogyakarta. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi kita semua. Jangan bosan menyebar virus kebaikan, agar kebaikan itu menular kemana-mana. Ayooo… kita putus mata rantai sebaran virus Corona,” ajak Wakil Walikota Yogyakarta ini. (lip)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *