News  

Seminar Merajut Nusantara: Membumikan Pancasila Melalui Media Sosial

BERNASNEWS.COM — DPR RI, Kominfo, dan Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menyelenggarakan acara Seminar Merajut Nusantara, Rabu (11/12/2019), di Hotel Burza, Jalan Jogokaryan, Yogyakarta.

Seminar bertajuk Membumikan Pancasila Melalui  Media Sosial dengan nara sumber KRMT. Roy Suryo, mantan Anggota Komisi I DPR RI 2009 – 2019, Prof. Henry Subiakto, SH.MA, Staf Ahli Mentri Kominfo, dan Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, SIP,MSi, Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM. Seminar dimoderatori Fernando Sitorus dan dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai elemen masyarakat termasuk penyandang disable.

Sebagai nara sumber seminar (kiri-kanan), Prof. Henry Subiakto, SH.MA, Staf Ahli Mentri Kominfo, KRMT. Roy Suryo, mantan Anggota Komisi I DPR RI 2009 – 2019 , dan Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, SIP,MSi, Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM. (Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com)

Kegiatan yang diinisiasi oleh DPR RI, Kominfo, dan BAKTI ini, merupakan tindak lanjut dari pesan Presiden RI, Ir. Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu, yang menekankan pentingnya kepemimpinan di kementrian, lembaga,  hingga negara untuk memegang teguh ideologi Pancasila.

Kepala Negara mengajak semua pihak menampakkan rasa ideologi Pancasila dalam  produk-produk kebijakan, regulasi, dan produk-produk perundangan. Namun yang lebih penting, menurut Jokowi adalah membumikan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri, terutama kepada anak-anak muda. Sebab dari seluruh penduduk Indonesia saat ini, 48 persennya adalah anak muda.

Penampilan Tari Gambyong oleh Mahasiswa ISI Yogyakarta ikut memeriahkan acara pembukaan Seminar Merajut Nusantara. (Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com)

Dalam seminar tersebut, ketiga nara sumber memaparkan hal yang sama yaitu guna IT atau penggunaan sarana internet dan keberadaan media sosial untuk membumikan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mempersatukan dan wilayah NKRI beberapa waktu lalu negara telah meresmikan “Tol Langit” yaitu berupa kemudahan aksesbilitas internet.

Peserta seminar dari Himpunan Wanita Disabel Indonesia (HWDI) Kabupaten Sleman foto bersama sebelum seminar dibuka. (TedyKartyadi/ Bernasnews.com)
Endang Sundayani anggota HWDI Sleman (kiri) mendapatkan hadiah voucher belanja dari panitia karena telah mengshare acara seminar di medsos yang dimilikinya dan mendapatkan like (jempol) terbanyak. (Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com)

“Setiap saat kitaselalu  disibukkan mencek atau membuka sosial media. Dan menurut hasil riset, bahwa orang tidak dapat lepas dari handphone (hp) lebih dari tujuh menit. Namun dalam bermedia sosial hendaknya harus bijaksana, karena semua itu terdokumen dan mejadi jejak digital kita,” terang Henry.

Dosen Universitas Airlangga ini juga mengatakan, kelompok radikalisme itu tidak hanya ada di Indonesia saja melainkan di negara-negara lain pun juga ada.”Mereka melakukan kejahatannya disebarkan melalui media sosial atau internet,”ungkapnya.

Dengan gaya sersan serius tapi santai Prof. Henry Subiakto, SH.MA menyampaikan paparan gunanya media sosial untuk membumikan Pancasila. (Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com)

Sementara itu, Hermin lebih menekankan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari termasuk kebiasaan dalam antri untuk kepentingan sesuatu, seperti antri masuk lift, antri di depan loket pelayanan. Juga dalam hal tindak korupsi yang mencederai silai-sila yang terdapat dalam Pancasila.

Sebagai pembicara terakhir, Roy Suryo mengatakan, implimentasi nilai-nilai Pancasila jangan dipandang sulit.”Cukup menjalankan agama atau kepercayaan yang dianutnya, menghormati leluhur, orang tuanya, dan orang lain. Dalam bermedsos jangan ikut menyebarkan fitnah atau berita hoax,” imbuh mantan Menteri Pemuda era Presiden SBY. (ted)