BERNASNEWS.COM —
Wayang Bocah “Kusuma Indria” kembali membuat decak kagum para penonton yang
duduk lesehan di depan panggung, Jumat (22/11/2019), di halaman Taman Budaya
Yogyakarta (TBY), Jalan Sriwedani, Yogyakarta. Pergelaran kali ini menampilkan
lakon berjudul Kikis Tunggarana.
Dengan diiringi gamelan secara langsung, pergelaran wayang bocah pimpinan Prof dr H. Harsono, SpS (K) Guru Besar Kedokteran FKKMK UGM, dengan jumlah pemain 25 anak, berusia 3 – 14 tahun yang merupakan generasi penari baru sangat apik dalam memerankan tokoh-tokoh pewayangan yang dinukil dari episode Bharatayuda.
“Wayang Bocah Kusuma Indria sudah beberapa kali tampil. Ini
tadi dengan lakon baru dengan para penarinya baru lagi karena angkatan yang
dulu sudah besar-besar. Untuk persiapan dan latihannya sendiri relatif pendek hanya
tiga minggu,” tutur Bekti Budi Hastuti, SST, MSn selaku Sutradara kepada Bernasnews.com usai pergelaran.
Lanjut Bekti menjelaskan, dalam pergelaran lakon Kikis Tunggarana dibantu oleh pelatih, Sugeng Trisula, Eko Paryadi, Tejo Sulistyo, SST, MSn, dan Dra. Indah Nurini, MHum. Penata Rias, Eko Paryadi, Sugeng Trisula, dan Kurniawti, SSn. Untuk penata busana, Ny. Wardhani K Harsono. Penata Iringan oleh DR. Gandung Jatmiko.
“Penarinya paling kecil 3 tahun, yang jadi Bagong, buta
(raksasa), dan Sadewa baru menginjak klas 1 Sekolah Dasar (SD). Semoga dengan
usaha kita ini selalu bermunculan generasi penerus dan wayang bocah akan selalu
ada lestari. Jika ada anak-anak yang berminat gabung silakan daftar ke sanggar,
Jetis Pasiraman nomor 30, Yogyakarta,” imbuhnya.
Sementara lakon Kikis
Tunggarana sendiri menceritakan tentang sengketa perebutan kikis (batas)
Tunggarana daerah di antara dua kerajaan, yaitu kerajaan Pringgondani dengan
rajanya Gatotkaca (diperankan oleh Fadil Sasongko) dan kerajaan Trajutrisna.
Diawali terjadinya kesalah pahaman dalam penentuan daerah atau batas tersebut
oleh Boma Narakusura (diperankan oleh Idopati Fireyadi). Sehingga terjadilah
keduanya perang sampai berlarut-larut, bahkan melibatkan juga para sesepuh atau
orang tuanya, seperti Prabu Kresna, Prabu Puntadewa, Wrekudara, Arjuna, dan
trah Barata lainnya.
Bekti Budi Hastuti, SST, MSn selaku Sutradara mencoba
menghadirkan lakon tersebut dengan lebih enteng dan renyah, dialog dan adegan
banyak diselipi dengan guyon-guyonan segar khas anak-anak. Penampilan tokoh
punakawan Gareng (Moreno Arya Kamandanu), Petruk (Dzul Fadhlil Azim), dan
Bagong (Ivo Lanta) busana yang dikenakan tidak sepenuhnya pakem wayang orang,
mereka ada yang memakai helm, baret, dan topi. Semacam hiburan dagelan atau
humor kekinian.
“Sangat keren dan menghibur pergelaran Wayang Bocah Kusuma Indria. Ini kedua kalinya saya nonton di TBY, tahun lalu dengan lakon Kongso Adu Jago dan sekarang lakon Kikis Tunggarana. Sayang waktu pergelaran jam siang dan juga bukan hari libur. Coba sore dan hari libur pasti penontonnya akan lebih banyak,” ujar Tatik warga Sleman yang menyempatkan nonton. (ted)