BERNASNEWS.COM – Namanya Satiran, pria paruh baya yang berprofesi sebagai buruh harian itu menempati hunian tak layak huni di Dusun Kepek, Desa Semin, Kecamatan Semin, Gunungkidul.
Jumat (1/2/2019), tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY bersama Relawan MRI Gunungkidul bergerak meberikan bantuan paket pangan serta pemeriksaan kesehatan gratis. Setelah mendapat laporan dari warga sekitar atas kondisi keluarga Satiran yang memprihatinkan tersebut.
“Dengan penghasilan yang kecil, keluarga bapak Satiran hanya mampu menambal rumahnya dengan seng bekas dan seadanya, lantai dari tanah beralas tikar, dan kamar mandi yang seadanya, selain itu anak tertua pak Satiran pun harus merantau ke Solo untuk bekerja setamat SMP” jelas Kharis Pradana, koordinator program ACT DIY.
Selain berkunjung di kediaman sederhana tersebut, tim ACT-MRI juga berkesempatan berkunjung ke kediaman Bapak Tiyono yang lokasinya tidak jauh dari pak Satiran. Pak Tiyono juga tinggal di rumah tidak layak huni, disana tim ACT-MRI juga melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan bantuan paket pangan “Beri Asa Yogyakarta”.
Dengan penghasilan rata-rata 500 ribu, Pak Tiyono yang kesehariannya bekerja sebagai pengrajin akar wangi, harus menghidupi seluruh keluarganya. Kondisi rumah Pak Tiyono juga tidak kalah memprihatinkan, dinding rumah yang sudah rapuh dan terbuat dari tempelan-tempelan seng bekas, serta atap yang kerapkali bocor ketika hujan.
Keluarga pak Satiran, dan pak Tiyono merupakan sedikit dari banyak masyarakat di Wilayah Gunungkidul yang hidup di bawah garis kemiskinan. “Dalam kaitannya, kemiskinan dapat menjadi pangkal dari kelaparan, pengangguran serta kriminalitas, bahkan sampai level bunuh diri akibat tekanan kebutuhan hidup yang sulit” tambah Kharis.
“Sedikit banyak dukungan yang kita berikan akan sangat berarti bagi kehidupan mereka” tutup Kharis. (*/adh)