Suasana acara padusan jelang Ramadhan 1440 H, Minggu (05/05/2019), di Pemandian Clereng, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Foto: Istimewa)
BERNASNEWS.COM — Meskipun kini marak berdirinya hotel berbintang dengan fasilitas kolam renang, namun obyek wisata alam Pemandian Clereng di Dusun Mrunggi, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap menjadi tempat favorit bagi warga bagi masyarakat Kulonprogo maupun masyarakat dari luar, seperti dari Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Unit Sendangsari (Clereng) PDAM Kulonprogo, Muhammad Santosa, Minggu (05/05/2019), kepada Bernanews.com, bahwa kolam renang atau pemandian Clereng setiap acara tradisi padusan jelang bulan Ramadhan termasuk tempat yang favorit bagi masyarakat Kulonprogo maupun masyarakat dari luar, seperti dari Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul.
“Obyek wisata Pemandian Clereng karena airnya jernih langsung dari mata air pegunungan. Mempunyai pemandangan yang indah dan sejuk, dengan dikelilingi indahnya Bukit Menoreh. Pengunjung pun bisa menikmati padusan di tempat mata air atau kolam renang. Ada dua kolam renang, untuk dewasa dan anak-anak berkedalaman setengah meter,”tutur Santosa, yang kesehariannya bertugas di PDAM Kulonprogo sebagai Kepala Produksi AIRku, air kemasan yang menjadi andalan program Bela Beli Kabupaten Kulonprogo.
Lebih lanjut, Santosa, menjelaskan, bahwa ada peningkatan secara signifikan pengunjung di Pemandian Clereng setiap ada kegiatan padusan, seperti halnya pada hari ini (Minggu, 5/5) dari tiket yang terjual telah mencapai 400 lebih, dengan harga tiket tetap sama seperti hari biasa Rp 4.000 per orang. Selain untuk kolam renang, mata air Clereng juga sebagai pasokan PDAM Kulonprogo dan bahan baku produk AIRku, sebagian lagi untuk memenuhi sarana irigasi pertanian di sekitarnya.
Sementara itu, PDAM Kulonprogo mendistribusikan air tersebut untuk daerah Kota Wates dan sekitarnya, termasuk Kecamatan Pengasih dan Temon, dengan menggunakan sistem pengolahan lengkap dengan IPA (Instalasi Pengolahan Air). Debit yang diolah mencapai 100 liter perdetik dengan dua IPA.
“Pada jam sibuk distribusi air bisa mencapai 150 liter perdetik, ditambah pengolahannya memakai Slow Send Filter. Adapun debit mata air Clereng pada musim kering (kemarau) hanya 250 liter perdetik dan pada musim basah (hujan) bisa mencapai 480 liter perdetik. Oleh karena itu, bagi kami kelestarian alam dan pepohonan di sekitarnya benar-benar harus dijaga sebab sangat berpengaruh terhadap keberadaan mata air,” pungkasnya. (ted)